Hari ini Aboge Jombang Salat Idul Adha
Salat Idul Adha sendiri dimulai pukul 06.00 WIB, dengan imam Kiai Mustakim.

TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Kendati pemerintah menetapkan Idul Adha jatuh pada Jumat (26/10/2012), namun jamaah tarikat Naqsyabandiyah Kholidiyah (NK) atau oleh awam disebut komunitas aboge, di Dusun Kapas Desa Dukuhklopo Kecamatan Peterongan, Jombang baru melaksanakan salat Idul Adha, Sabtu (27/10/2012).
Memang tarikat NK menetapkan jatuhnya Idhul Adha sehari lebih belakangan ketimbang pemerintah. Maka sekitar 1.500 jemaah NK di dusun setempat pun baru menggelar salat Idul Adha, di masjid Baitul Muttaqin, Sabtu (27/10/2012) pagi.
Gema takbir berkumandang di masjid tersebut sejak Jumat malam, hingga menjelang Salat Idul Adha. Salat Idul Adha sendiri dimulai pukul 06.00 WIB, dengan imam Kiai Mustakim.
Usai salat, jemaah mendapat ceramah dari H Nashuha Anwar, mursyid (ketua tarikat) NK. Usai itu, beduk di pojok mesjid ditabuh bertalu-talu, sekitar 15 menit. Rangkaian Idul Adha diakhiri makan bersama di masjid. “Ini tradisi kami, dan sudah berlangsung puluhan tahun,” kata H Nashuha.
Nashuha mengungkapkan, dasar penetapan Idul Adha jatuh Sabtu (27/10/2012), karena pada Kamis 18 Oktober lalu, rukyat yang dilakukan pihaknya secara binadroh sudah melihat bulan. Ini menandakan saat itu tanggal 1 Dzulhijah. “Dengan demikian, Idul Adha (10 Dzulhijah, Red) jatuh pagi ini,” terangnya.
Terkait penentuan Idul Adha dan juga Idul fitri yang hampir selalu berbeda dengan pemerintah, Nashuha menganggap itu hanya kebetulan saja. Sebab, pada dasarnya, tarikat yang dipimpinnya menggunakan metode yang sama, yakni rukyat.
Diakui, tarikatnya memang juga menggunakan perhitungan yang disebut aboge (Alif, Rabo Wage), sehingga oleh masyarakat umum kerap disebut Islam aboge. Tapi, menurut Nashuha, perhitungan aboge itu bukan pedoman utama.
"Perhitungan aboge hanya alat untuk membantu, untuk meringankan dalam melakukan perhitungan (penanggalan). Karena itu salah besar jika dikatakan kami ini Islam aboge," tandas Nashuha.
Tapi menurut Nashuha, untuk Idul Adha tahun ini, jika dihitung dengan sistem aboge, ternyata juga cocok. “Kebetulan memang titis. Tapi sekali lagi, aboge bukan pedoman utama kami,” ungkap H Nashuha.
Dan yang pasti, imbuh Nashuha, pihaknya selalu melakukan rukyat sendiri. Nashuha tidak pernah memedulikan apakah hasil rukyat untuk memulai Ramadan, Idul Fitri, Idhul Adha versi tarikatnya sama dengan pemerintah atau tidak.