Jepang dan Korea Jadi Target Mangga Gedong Gincu Cirebon
Pemerintah Kabupaten Cirebon menargetkan, tahun depan, Korea dan Jepang sebagai pasar mangga
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Sutomowaiyo
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON -- Pemerintah Kabupaten Cirebon menargetkan, tahun depan, Korea dan Jepang sebagai pasar mangga gedong gincu dari Kabupaten Cirebon. Alasannya, harga mangga di dua negara itu sangat tinggi.
"Harga beli di dua negara itu, terutama Jepang, mencapai Rp 800.000 per kilogram. Sudah ada kerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, saat dikonfirmasi melalui ponselnya.
Hanya, ucap Ali, mangga di Kabupaten Cirebon belum bebas dari lalat buah. Hal ini membuat mangga gedong gincu sulit menembus pasar kedua negara itu. Sejauh ini, mangga gedong gincu dari Kabupaten Cirebon beredar di negara-negara Timur Tengah, Hongkong, Singapura dan Malaysia. Permintaannya mencapai sekitar 2-5 ton tiap minggu.
Ali mengatakan pertengahan Oktober ia mempromosikan mangga gedong gincu ke beberapa negara di Timur Tengah. "Kuwait, Dubai, dan Qatar tertarik," katanya.
Menurutnya, permintaan negara-negara itu belum mampu dipenuhi seratus persen. Namun, baginya hal ini adalah potensi apalagi negara pengimpor membeli Rp 115.000 per kilogram.
Ia menyebutkan ada sekitar 238 kelompok tani di Kabupaten Cirebon yang terdaftar sebagai penghasil mangga gedong gincu untuk kebutuhan ekspor. Setiap kelompok tani mengolah lahan tanaman mangga gedong gincu seluas 15-60 hektare. Tiap pohon menghasilkan sekitar 62 kilogram buah per musim panen. "Masih ada beberapa kelompok lain yang sedang berproses untuk menembus pasar ekspor," ujarnya.
Ia mengatakan produktivitas bisa dinaikkan dengan pemakaian bibit unggul sehingga tiap pohon menghasilkan 100 kilogram buah. APBD Kabupaten Cirebon, lanjutnya, menyediakan bantuan sampai Rp 1 miliar untuk bibit unggul.