100 Pelajar Tak Bisa Berangkat Sekolah
Sebanyak 100 pelajar dari SD dan SMP tidak bisa berangkat sekolah. Mereka takut terbawa hanyut Sungai
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Sebanyak 100 pelajar dari SD dan SMP tidak bisa berangkat sekolah. Mereka takut terbawa hanyut Sungai Cisangggiri, sejak jembatan gantung penghubung enam kampung terputus.
Selain itu, 543 warga enam kampung di Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, terisolasi sejak Senin (5/11/2012). Sebab, jembatan gantung penghubung enam kampung tersebut dengan pusat desa dan kecamatan belum diperbaiki sejak ambruk pada Januari 2012.
Kepala SDN Mekarmukti II, Maman, mengatakan sekitar 80 murid SDN Mekarmukti II dan 20 pelajar SMP Satu Atap 1 Cibalong asal enam kampung ini pun tidak bisa masuk sekolah sejak saat itu. Akibat hujan deras yang mulai mengguyur Kabupaten Garut setiap hari, permukaan air Sungai Cisanggiri meninggi sehingga tidak bisa dilintasi langsung dengan cara berjalan kaki di atas badan sungai.
"Seminggu sebelumnya, mereka bisa menyeberang sungai langsung karena permukaan airnya dangkal akibat kemarau. Sekarang sudah meninggi sehingga semua warga termasuk para siswa tidak bisa menyeberangi sungai itu untuk bisa ke sekolah atau tempat lainnya di pusat desa," kata Maman yang segera beralih menjadi Kepala SDN Karyamukti II ini.
Menurut Maman, enam kampung terisolasi ini adalah Kampung Calingcing, Cadas Bodas, Babakan Jati, Ciherang, Cidekos, dan Cihidun. Enam kampung yang tergabung dalam Dusun Cadas Bodas ini ditinggali 139 keluarga.
Awalnya, warga dan siswa-siswi sekolah bisa melintasi Sungai Cisanggiri menggunakan perahu karet bantuan dari BPBD Kabupaten Garut dan BNI 46. Sayangnya, kata Maman, dua perahu karet tersebut telah rusak akibat menghantam bebatuan di dasar sungai.
"Untuk menjaga supaya kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan, kami sempat mengirim guru langsung ke dusun yang terisolasi ini. Mereka pun sempat belajar di masjid. Tapi, hasilnya ternyata tidak maksimal. Mereka memang harus sekolah di kelas, seperti yang lainnya," kata Maman.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Mekarmukti, Suryana, mengatakan permukaan air Sungai Cisanggiri yang meninggi membuat kehidupan perekonomian dan aktivitas masyarakat di Dusun Cadas Bodas itu terganggu.
Warga, tuturnya, tidak berani lagi menceburkan diri ke Sungai Cisanggiri yang memiliki lebar sekitar 130 meter. Hal tersebut dapat membahayakan nyawa warga, khususnya anak-anak yang hendak pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
"Kami sangat khawatir kalau mereka memaksakan diri menyeberang seperti itu. Pakai rakit saja tidak bisa karena arusnya deras. Satu-satunya cara ya harus membangun jembatan lagi," ucapnya.