Kebutuhan Seksual Tak Mengenal Menopause
Bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, kebutuhan biologis merupakan suatu kebutuhan yang wajar terjadi
Penulis:
Agustina Rasyida
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, kebutuhan biologis merupakan suatu kebutuhan yang wajar terjadi. Apalagi bagi pasangan suami istri.
Kebutuhan seksual bahkan tak berhenti ketika seorang perempuan sudah memasuki masa menopause. Setidaknya demikian disampaikan oleh Zoya Amirin, seorang psikolog.
"Semua orang berpikir kebutuhan seksual berhenti saat menopause, ketika orang sudah tua, pensiun, kebutuhan seks pensiun. Padahal sebenarnya kebutuhan seksual akan terus ada sampai seseorang mati," ujar Zoya.
Menurut alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, aktivitas seksual yang baik bisa membantu pemulihan dalam kesehatan seseorang, misalnya pada pasien stroke.
Zoya mengatakan, pada pasien stroke, ada kursus dan terapis yang membantu mereka mencari posisi seksualnya, sehingga pasien memiliki kehidupan seks yang baik, dan dengan demikian stroke-nya juga ikut membaik.
"Kadang orang stroke, apalagi laki-laki mulai galak karena mereka depresi, nggak bisa kerja, nggak bisa ngapa-ngapain. Di rumah nggak bisa bercinta, malah tambah depresi," cerita Zoya.
Ketika kehidupan seks pasien pelan-pelan membaik, istrinya juga diberikan pengertian harus sabar, dan terapi memberikan cara mengatur posisi bercinta, mengingat pada pasien stroke ada sebagian tubuh yang mati rasa, jadi tidak bisa semua tubuh digerakkan. "Seperti itu bisa dipelajari, malah meningkat kualitas hidup suami istri, dibandingkan yang nggak melakukannya."
Kalangan usia lanjut di panti wredha pun, kata Zoya, juga memiliki kebutuhan seksual. Menurut pengalaman Zoya, ia pernah menjumpai kakek-nenek di sebuah panti jompo yang jatuh cinta.
Ketika mereka berdua menikah, kehidupan mereka jadi lebih baik. Meskipun seks-nya agak sedikit tricky, harus pakai gel (karena lubrikasi di perempuan agak sedikit lama, tetapi laki-laki tetap bisa ereksi). Meski demikian, cinta membuat mereka berdua tetap bisa berhubungan seks. "Bahkan darah tinggi mereka dan penyakit lainnya lebih baik, lebih berkurang, karena kehidupan seks mereka meningkat," tandasnya.