Sutan Bhatoegana Vs Pendukung Gus Dur
Pagar Nusa Desak Sutan Bhatoegana Minta Maaf kepada Nahdliyin
Politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana diminta menyampaikan maaf dan mencabut pernyataannya di publik yang menyebut Presiden
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Sutan Bhatoegana diminta menyampaikan maaf dan mencabut pernyataannya di publik yang menyebut Presiden Abdurahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur lengser karena terlibat kasus korupsi.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (26/11/2012), menanggapi pernyataan Bhatoegana belum lama ini.
"Jika Bhatoegana tidak segera mencabut pernyataannya dan meminta maaf secara terbuka, saya khawatir itu akan memancing kemarahan besar Nahdliyin (sebutan warga NU). Kalau itu terjadi, kami tak akan bisa membendungnya," ujar Nabil.
Nabil menilai pernyataan Bhatoegana tak ubahnya mencoba mengubah catatan sejarah yang tercatat dalam ingatan publik, bahwa jatuhnya Gus Dur sebagai presiden pascakepemimpinan Soeharto, bukan karena korupsi, melainkan tragedi politik.
"Dia sudah merendahkan akal budi dan ingatan publik. Dia juga mengabaikan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) yang diterbitkan Jaksa Agung, bahwa Gus Dur bersih dari kasus Bruneigate dan Buloggate. Itu sudah terbukti, dan justru kasus Century yang belum terbukti," tandas Nabil.
Nabil juga menyebut politisi asal Medan cuma mencontoh dan mengulangi kemalasan politik yang biasa dipakai untuk pengalihan isu. Menukil sebuah pepatah Arab, Nabil mengatakan khudz ma shafa watruk ma kadar, yang artinya ambil jernihnya dan tinggalkan yang keruh.
"Bathoegana dengan begitu tak hanya melecehkan Gus Dur, tapi memaksa Gus Dur untuk menutupi kekeruhan yang terjadi di rezim pemerintahan yang berkuasa saat ini," jelas Nabil tegas.
Dalam sebuah acara talk show di sebuah televisi bersama mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie Masardi, bertempat di kompleks DPR RI Senayan, Sutan menyebut, Gus Dur semasa menjadi presiden pernah tersandung masalah hukum, yakni Buloggate dan Brunaigate sehingga lengser.
Klik: