Eko Wijaya Dimata Sang Nenek Orang yang Pendiam dan Baik
Hujan deras mengguyur rumah kakek dan nenek Briptu Eko Wijaya (26)
Editor:
Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Hujan deras mengguyur rumah kakek dan nenek Briptu Eko Wijaya (26), anggota Brimob yang tewas ditembak kelompok teror Poso. Nenek Eko, Nisbah, tidak kuasa menangisi kepergian cucu kebanggannya itu.
Beberapa kali, ia tampak ditenangkan saudara-saudaranya yang berkumpul di rumah yang berada di sekitar komplek asrama Polsek Ambarawa, Panjang Kidul RT 6 RW 1, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang itu, Minggu (23/12).
"Saya masih tidak percaya, soalnya kemarin Sabtu (22/12) sekitar pukul 17.30, masih sempat ngobrol dengan yang di sana, katanya baik," kata ayah angkat korban, Imam Asmudi (56) di rumah duka.
Ia bercerita, sejak mendengar kabar penembakan itu pihak keluarga terus memantau. Bahkan, informasi yang ia peroleh, Eko sempat membaik.
Pada Sabtu (22/12) sekitar pukul 11.00 pun, orangtua Eko yaitu Bripka Wonidi (50) yang bekerja di Polsek Ambarawa dan Rusmini (47) menyusul ke Palu untuk menengok anak semata wayangnya. Malamnya, sekitar pukul 22.00, Imam mendapat kabar bahwa anak angkatnya gugur.
"Ia itu anaknya mendel (pendiam), baik kok orangnya," katanya.
Paman korban, Wibowo (37) menambahkan bahwa kabar terakhir yang ia dengar jenazah diberangkatkan dengan sriwijaya air pukul 14.00 wita. Lalu transit di Ujung Pandang dan Surabaya.
Jika memungkinkan, pihak keluarga akan mengebumikan jenazah secepatnya. Begitu tiba, jenazah Eko akan dikubur di makam keluarga di dusun Gedung, Kayuwangi, Banyubiru. Kalau tidak memungkinkan maka dikebumikan pada hari ini.
Briptu Eko Wijaya Sumarno merupakan anggota Brimob yang menjadi korban aksi baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Tambarana, Poso Pesisir dan sekitar Gunung Kalora, Sulawesi Tengah, pada Kamis (20/12). Dalam baku tembak itu ada tiga yang langsung gugur antara lain Briptu Wayan Putu Ariawan, Briptu Winarto, dan Briptu Ruslan.
Tiga anggota lain, sempat dirawat di RS Undata Palu yaitu Briptu Eko Wijaya, Briptu Lungguh Anggara dan Briptu Siswandi. Mereka terluka rata-rata di bagian perut, dada, dan dagu. Namun, nyawa Briptu Eko tidak terselamatkan.
Klik Tribun Jakarta Digital Newspaper
Baca juga: