Calon Presiden 2014
Maswadi Rauf: Perseteruan Akbar dengan Ical Masih Wajar
Perseteruan antara Ketua Dewan Penasehat Golkar Akbar Tandjung dengan Ketua umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dinilai masih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perseteruan antara Ketua Dewan Penasehat Golkar Akbar Tandjung dengan Ketua umum Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dinilai masih dalam tataran demokrasi yang wajar, terkait proses pencapresan dan elektabilitas Ical sebagai capres.
"Dalam tubuh partai berlambang pohon beringin itu, perbedaan pendapat sangat dimungkinkan. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Gurubesar politik dari Universitas Indonesia (UI), Prof Maswadi Rauf, Jumat (28/12/2012).
Menurutnya, jika Ical dan orang-orang dekatnya emosional, kemudian mengusulkan pemberian sanksi, apalagi pemecatan terhadap Akbar Tandjung karena dinilai terus mengkritik elektabilitas Ical, hal itu hanya akan merugikan Ical sebagai capres dan juga partai Golkar.
“Harusnya Akbar Tandjung dimanfaatkan oleh Ical, bukan malah memusuhi,” kata Maswadi.
Desakan agar Akbar diberi sanksi tegas karena pernyataannya soal elektabiltas Ical yang harus meningkat dan bahkan memberi tenggat waktu pertengahan tahun 2013, jika elektabilitasnya rendah maka Golkar harus mengevaluasi pencalonan Ical. Hal ini membuat beberapa tokoh Golkar bereaksi dan mengusulkan agar DPP memberi sanksi pada Akbar.
Maswadi mengingatkan, Ical dan para pendukungnya hendaknya tidak melakukan tindakan blunder atau kesalahan fatal dengan memberi sanksi pada Akbar, apalagi memecatnya. Sebab, pendukung Akbar juga banyak, terutama di daerah-daerah. Apalagi, Akbar adalah mantan Ketua umum Golkar dan mantan Ketua DPR RI. Pemecatan Akbar hanya akan menimbulkan persoalan baru lagi di tubuh Golkar.
“Menurut saya, sikap Akbar yang konsisten dengan mengingatkan terus Capres Ical agar meningkatkan elektablitasnya sudah betul. Sebab itu tugas Akbar sebagai Ketua Dewan Penasehat,” ujar Maswadi.
Maswadi berpendapat lebih baik Ical memanggil Akbar dan membicarakan soal ini secara empat mata. Pertemuan khusus itu akan berdampak positif bagi partai dan citra Golkar di luar.
"Artinya, Golkar menghormati dan membiasakan tradisi demokratis dalam partai. Konflik diselesaikan dengan cara yang elegan, bukan pecat memecat," ujar Maswadi.
Ditanya soal peluang Ical dalam bursa Capres, Maswadi malah memuji langkah dan upaya yang dilakukan Ical selama ini sudah benar yakni mencoba menawarkan program dan kampanye di media massa, baik elektronik maupun cetak.
Seperti diketahui, Ical resmi dicalonkan Golkar sebagai Capres.Penetapan itu dilakukan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke III Partai Golkar di Bogor, 20 September 2012. Namun menurut Akbar, dari berbagai survei, elektabilitas Ical masih rendah. Dan Akbar konsisten mengingatkan agar elektabilitas itu ditingkatkan.