Sabtu, 6 September 2025

Kampanye redenominasi 'dengan dangdut dan wayang'

Pemerintah dan Bank Indonesia memulai proses konsultasi publik untuk menyederhanakan mata uang rupiah (redenominasi) dengan sasaran utama masyarakat di pedesaan.

Pemerintah dan Bank Indonesia memulai agenda konsultasi publik perdananya untuk menggolkan rencana redenominasi mata uang rupiah seiring pengajuan RUU Redenominasi yang telah diterima DPR.

RUU Redenominasi kini menunggu pembahasan DPR namun telah masuk dalam daftar prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional (Prolegnas).

Dalam penjelasannya Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan redenominasi perlu dilakukan karena transaksi keuangan yang makin meningkat membuat jumlah digit mata uang yang digunakan dalam bertransaksi semakin banyak. Kedua pejabat menggarisbawahi munculnya potensi inefisiensi akibat penggunaan angka tersebut.

Menkeu Agus Marto Wardojo menggarisbawahi angka nol yang terlalu banyak pada mata uang rupiah saat ini dibanding mata uang lain juga berpengaruh 'terhadap persepsi rendahnya nilai rupiah' diantara mata uang global.

Sementara Gubernur Darmin Nasution menegaskan tak perlu ada kekhawatiran redenominasi gagal karena Indonesia 'telah memenuhi prasyarat dengan kondisi ekonomi yang stabil beberapa tahun ke depan', tuturnya seperti disampaikan pada publik dan media di Hotel Borobudur Jakarta menandai dimulainya proses sosialisasi.

Humas Bank Indonesia Difi Johansyah mengatakan kunci keberhasilan sosialisasi ada pada pemahaman bahwa redenominasi tidak sama dengan sanering.

"Kalau redenominasi sama dengan mengurangi tiga angka nol di belakang mata uang rupiah sehingga tidak mengubah nilai, tapi kalau sanering jelas pemotongan nilai mata uang," jelasnya pada Dewi Safitri dari BBC Indonesia.

Bank Indonesia menurut Difi optimistis kampanye berhasil karena sudah mulai digulirkan sejak tahun 2010 yang dilanjutkan dengan penyusunan RUU Redenominasi antara pemerintah dibantu BI.

'Pesta rakyat'

Bank Indonesia dalam berbagai pernyataan menyebit redenominasi yang berhasil akan membawa efek positif bagi perekonomian. Selain transaksi jadi lebih ringkas, langkah juga akan berdampak pada terangkatnya sentimen positif pengguna rupiah.

"Inti pesannya adalah menyetarakan nilai mata uang kita dengan yang lain. Kalau harga satu botol air kemasan di Singapura 1 dollar, di Malaysia 1 ringgit ya disini biar 1 rupiah, kira-kira begitu," kata Difi.

Rupiah selama ini kerap menjadi bahan olok-olok warga asing karena dianggap terlalu 'boros' dalam angka nol.

"Itu lihat saja bule kalau datang, sambil pegang uang rupiah dia ketawa 'I am rich, I am rich'," tambahnya.

Upaya sosialisai akan dilakukan maksimal termasuk dengan pesta rakyat dalam bentuk mulai dari panggung musik dangdut sampai pertunjungan wayang kulit.

"Sasaran utama kita adalah masyarakat yang belum tahu, kurang informasi. Para lansia, pensiunan, petani, mereka ini banyak berada di pedesaan kan."

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan