Sabtu, 4 Oktober 2025

Tifatul: Hanya Satu atau Dua Kader PKS Bergaya Hidup Mewah

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring membantah tuduhan bahwa elite PKS sekarang bergaya

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Tifatul: Hanya Satu atau Dua Kader PKS Bergaya Hidup Mewah
TRIBUN SUMSEL/M AWALUDDIN FAJRI
Mantan Presiden PKS yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring memberikan pidato di hadapan puluhan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) di gedung Magister Management kampus Universitas Sriwijaya, Bukit Besar, Palembang, Sabtu (1/12/2012). Pidato yang diberikan oleh Tifatul merupakan rangkaian acara Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya.

Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring membantah tuduhan bahwa elite PKS sekarang bergaya hidup mewah.

Adalah Yusuf Efendi Supendi, pendiri Partai Keadilan (embrio PKS), yang melontarkan tudingan tersebut. Efendi menilai, dulu kader PKS hidup sederhana dan penuh kebersamaan.

Namun kini jauh berbeda dimana mobil dan rumah mewah mereka miliki setelah meraih kekuasaan.

"Saya mewah nggak? Sebetulnya mungkin ada satu atau dua yang istilahnya masih muda barangkali. Terus menunjukkan aksesoris yang agak mencolok. Tapi saya rasa secara masif yang kader PKS satu setengah juta itu tidak berperilaku seperti itu," ujar Tifatul kepada Tribunnews.com, di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (6/2/2013).

Tifatul menekankan bahwa inti masalahnya bukan dari cara berdandan kader. Menurut dia, yang terpenting adalah bagaimana apa yang dimiliki dan dikenakan kader PKS didapatkan melalui cara halal atau haram.

"Bukan bagaimana dia berdandan. Bukan berarti juga harus berpakaian compang-camping kemana-mana. Lucu juga. Tapi bagaimana dia mendapatkan itu halal atau haram. Itu yang penting," ujar ayah tujuh anak tersebut.

Tifatul mengaku tidak bisa mengatur kadernya harus berpakaian tertentu untuk mengikuti acara. Jadi, harus disesuaikan.

"Kita juga nggak bisa mengatur orang secara agama anda harus baju ini. Memakai baju koko kemana-mana atau sidang kabinet. Ya enggak bisa," tegas pria yang juga menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika itu.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved