Bank pun Kebobolan Uang Palsu
Tetaplah waspada saat menarik uang tunai baik melalui teller bank maupun mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

TRIBUNNEWS.COM – Tetaplah waspada saat menarik uang tunai baik melalui teller bank maupun mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Bisa jadi Anda mendapatkan uang palsu (Upal).
“Saya mendapatkan dua lembar uang palsu seratusan ribu saat menarik uang tabungan dari bank. Bentuknya mirip uang asli, juga ada pita pengaman dan gambar pahlawan transparan tetapi ternyata palsu,” kata Dwi Prasetya, guru SMPN 2 Jombang kepada Surya, Selasa (5/3/2013).
Kasus penemuan uang palsu yang dialami Dwi Prasetya ternyata bukan yang pertama. Berdasarkan informasi dan laporan yang masuk ke redaksi Surya (TRIBUNnews.com Network), hingga Selasa (5/3/2013), sejumlah nasabah mengalami kejadian serupa sebelumnya
“Adanya uang palsu terselip di bank karena pihak bank kurang cermat dalam menyortir uang. Ada kemungkinan uang itu lolos dari sortiran,” kata Hamid Ponco Wibowo, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur).
Hamid pun mengakui pihaknya pernah menerima sejumlah laporan dari nasabah tentang adanya uang palsu yang diperoleh dari ATM atau teller bank. “Tapi beberapa kali kami klarifikasi ke korban, rata-rata mereka lemah dalam pembuktian,” ujarnya.
Masalahnya, para nasabah biasanya mengklaim dapat uang palsu setelah keluar dari bank atau kios ATM. “Untuk membuktikan uang itu berasal dari bank atau ATM, akan sangat sulit. Memang ada kamera cctv dalam bilik ATM. Tapi sangat sulit untuk tahu itu uang palsu, karena resolusi gambar yang tidak maksimal,” tandasnya.
Dwi Prasetya (40) mengaku mendapati dua lembar uang seratusan ribu yang dinyatakan palsu saat menarik uang tabungan dari bank pelat merah di Jombang dua pekan lalu. “Pada Kamis (21/2/2013) saya mengambil uang Rp 17 juta. Namun kemudian saya ketahui ada dua lembar yang palsu," kata Dwi.
Menurut Dwi, uang Rp 17 juta itu terbendel menjadi dua. Bendel pertama berisi Rp 10 juta dan satu bendel lagi Rp 7 juta. Oleh Dwi, bendel pertama berisi Rp 10 juta tersebut dibawa ke bank lain untuk ditabung lagi. Ketika uang diperiksa petugas bank tersebut, saat itulah diketahui ada dua lembar uang pecahan seratus ribu yang dinyatakan palsu. Uang Rp 200.000 itu otomatis dikembalikan ke guru tersebut.
Dwi langsung komplain ke bank tempatnya menarik uang. Namun pihak bank justru tidak mengakui. Alasannya, ada selang satu hari antara Dwi menerima dan mengembalikan uang. "Kemudian siangnya saya kembalikan lagi, dan akhirnya uang yang diduga palsu itu diganti," ujarnya.
Manajer Operasional BRI Cabang Jombang, Faizal Rizqi menampik bahwa uang yang dikeluhkan Dwi Prasetya itu palsu. "Bukan palsu, tapi hanya meragukan. Itupun sudah kami ganti," ujar Faizal.
Seharusnya, menurut Faizal, nasabah yang menerima uang meragukan itu harus mengembalikannya di hari yang sama untuk diganti. Pihak bank khawatir uang yang diduga palsu tersebut bukan berasal dari pihaknya. "Namun kami tetap mengganti. Itu semata-mata untuk menjaga hubungan baik dengan nasabah," pungkas Faizal.
Sebaliknya Dwi Prasetya memastikan bahwa dua lembar uang seratusan ribu yang dikeluhkan itu memang palsu. Itu berdasarkan keterangan seorang petugas bank kepada Dwi, sesaat setelah ia mendapatkan ganti uang asli. “Saya pastikan kepada petugas bank apakah uang itu benar palsu. Dia menjawab itu memang uang palsu,” katanya.
Tanda-tanda bahwa uang itu palsu juga terlihat ketika diteliti lebih detil. Meski bentuknya mirip uang asli plus ada pita pengaman dan gambar transparan, tetapi warna uang palsu itu terlihat merah mencolok. “Warnanya merah seperti merah seragam anak SD dan saat dikutik pakai kuku, kertas uangnya rontok,” kata Dwi.