Rabu, 27 Agustus 2025
ABC World

Bunuh 4 Pekerja Seks, Petugas Perbatasan AS Hadapi Hukuman Mati

Seorang agen Patroli Perbatasan AS yang mengaku membunuh empat pekerja seks karena ingin "membersihkan jalanan" dari kota kelahirannya,…

Seorang agen Patroli Perbatasan AS yang mengaku membunuh empat pekerja seks karena ingin "membersihkan jalanan" dari kota kelahirannya, Texas, telah didakwa melakukan pembunuhan besar-besaran oleh seorang juri.

Poin utama:

• Para jaksa penuntut mengatakan Ortiz adalah seorang pria yang sayang keluarga pada siang hari tetapi "memburu" pekerja seks pada malam hari
• Ortiz yakin polisi tidak cukup menangani prostitusi
• Seorang perempuan yang berusaha dibunuh Ortiz berhasil lepas dan membantu penyelidik melacaknya

Jaksa akan mengupayakan hukuman mati untuk pembunuhan bulan September itu. Sementara pengacara distrik Webb County, yakni Isidro Alaniz, mengatakan bukti menunjukkan Juan David Ortiz membunuh para perempuan "dengan cara yang dingin, tak berperasaan dan penuh perhitungan".

"Skema dalam kasus ini, dari kata-kata Ortiz sendiri, adalah untuk membersihkan jalanan Laredo dengan menarget komunitas individu yang ia anggap bisa dibuang, yang tidak akan dirindukan dan yang tak bisa ia hormati," sebut Alaniz.

Alaniz mengatakan Ortiz, 35, yakin penegakan hukum tidak cukup untuk mengekang prostitusi, jadi ia "membantu masyarakat" dengan membunuh para perempuan tersebut.

Seorang tersangka bisa dituntut dengan pembunuhan besar-besaran jika mereka dicurigai melakukan lebih dari satu pembunuhan dalam skema yang sama dengan motif menyeluruh, kata Alaniz.

Tiga dari perempuan itu ditembak mati sementara korban keempat juga ditembak tetapi meninggal karena trauma benda tumpul.

Alaniz mengatakan sifat mengerikan dari pembunuhan itu dan mentalitas main hakim sendiri Ortiz adalah faktor dalam keputusannya untuk mengejar hukuman mati.

Segera setelah Ortiz ditangkap, Alaniz menggambarkan kejahatannya sebagai pembunuhan massal dua minggu.

Ortiz, yang telah ditahan atas tuduhan pembunuhan di penjara Webb County dengan obligasi senilai US $ 2,5 juta (atau setara Rp 34,6 triliun) sejak penangkapannya pada 15 September, menghadirkan bahaya yang jelas bagi masyarakat, kata Alaniz.

Pengawas intel Patroli Perbatasan dan veteran Angkatan Laut itu tampaknya menjalani kehidupan di pinggiran kota dengan istri dan dua anaknya ketika pembunuhan terjadi.

Ia benar-benar ditangkap setelah seorang korban berhasil melarikan diri dan meminta bantuan polisi negara bagian.

"Pada siang hari, ia adalah seorang pria yang sayang keluarga. Bukti menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengawas, bahwa ia akan melakukan kegiatan sehari-harinya seperti orang di sini. Ia dilihat dari sudut manapun tampak normal," kata Alaniz.

"Pada waktu malam, ia adalah orang lain - berburu di jalanan ... mencari komunitas masyarakat ini dan secara sewenang-wenang memutuskan siapa yang akan ia bunuh selanjutnya.

Siapa saja korbannya?

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan