Senin, 8 September 2025
ABC World

Pengantin ISIS Sekarang Jadi Polisi Moral di Kamp Pengungsi Suriah

Penyakit dan kurangnya fasilitas banyak dirasakan di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah, namun pengungsi di sana menghadapi ancaman…

Penyakit dan kurangnya fasilitas banyak dirasakan di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah, namun pengungsi di sana menghadapi ancaman lainnya dari para pengantin ISIS yang sekarang bertindak sebagai polisi moral.

Belasan perempuan tampak berjajar di pagar pintu masuk ke kamp pengungsi tersebut. Mata mereka terus memandang kami di balik cadar hitam, pakaian yang banyak digunakan oleh pengikut ISIS.
Ketika kami mendekat, sejumlah perempuan berniqab ini tampak marah dan meneriakkan slogan ISIS dalam bahasa Arab yang artinya "ISIS belum mati."

Petiugas keamanan kamp mengeluarkan tongkat yang memiliki kejutan listrik. Mereka mendorong para perempuan tersebut agar membubarkan diri. Terlihat lemparan batu, dan para perempuan itu saling berteriak.

Begitulah suasana kamp pengungsi al-Hawl yang terletak di wilayah yang dikuasai kelompok Kurdi di Suriah Tenggara.

Di sana ditampung sekitar 72 ribu pengungsi, kebanyakan perempuan dan anak-anak yang memilih atau dipaksa bergabung dengan ISIS.

Tim Four Corners ABC diijinkan masuk ke kamp pengungsi tiga kali pada awal April.

Di kunjungan kedua, kru kami tiba-tiba dipanggil petugas dan diperintahkan meninggalkan daerah itu dengan pertimbangan keselamatan kami.

Tak lama kemudian terdengar suara petugas keamanan mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.

Besar kemungkinan beberapa perempuan yang ada di pintu masuk kamp itu adalah anggota tidak resmi "mafia ISIS".

Menurut polisi, para mafia ISIS ini memukuli atau mengintimidasi perempuan lain yang tidak mengenakan niqab ataupun tindakan yang dianggap tak Islami oleh ISIS.

Seorang perempuan Jerman yang meminta namanya tak disebut mengatakan kepada ABC bahwa dia dipukuli seorang anak laki-laki karena tidak mengenakan niqab.

"Kalau kita tidak mengikuti aturan dan tidak mengenakan niqab, kita jadi sasaran," katanya.

Dia dipenjara oleh ISIS karena mencoba melarikan diri dari daerah yang sebelumnya dikuasai kelompok teroris ini.

Akhirnya dia bisa mencapai kamp al-Hawl. "Saya sudah di sini selama 14 bulan. Saya orang asing pertama yang tiba," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan