Rabu, 17 September 2025

Indonesia Kesulitan Tembus Pasar Produk Perikanan di Jepang

Ternyata impor produk perikanan dari Indonesia ke Jepang per 1 Januari 2013 hanya 5 persen saja dari keseluruhan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Indonesia Kesulitan Tembus Pasar Produk Perikanan di Jepang
IST
Memang udang Indonesia cukup populer di Jepang terutama jenis Black Tiger (gambar tengah) dengan nilai 30,74 miliar yen masuk ke Jepang. Tetapi diperkirakan jumlah ini akan menurun karena saingan dari negara lain dan jenis lain yaitu jenis Banamei Ebi (gambar kanan) dengan nama Latin Litopenaeus vannamei, yang banyak di lautan Pasifik.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM  - Ternyata impor produk perikanan dari Indonesia ke Jepang per 1 Januari 2013 hanya 5 persen saja dari keseluruhan impor produk perikanan berbagai negara ke Jepang. Jumlah ini pun ada kemungkinan akan berkurang terus terutama impor udang yang saat ini umumnya jenis Black Tiger paling banyak dari Indonesia diperkirakan akan berkurang.

Demikian hasil pengamatan  Tribunnews.com di Jepang selama tahun 2013. Laporan kementerian perikanan Jepang menuliskan jelas per 1 Januari 2013 impor produk perikanan Indonesia hanya lima persen dari keseluruhan impor yang bernilai 1  triliun 505 miliar yen. Hal ini berarti nilai produk pertanian Indonesia yang di ekspor ke Jepang hanya mencapai 75,25 miliar yen per tahun.

Dari jumlah 75,25 miliar yen itu, impor ikan tuna dan ikan layar (Istiophorus platypterus) hanya 9 persen dibandingkan dari negara lain. Lalu impor udang dari Indonesia hanya 17 persen dibandingkan negara lain.

Udang paling banyak diimpor dari Vietnam (18 persen), lalu Indonesia, lalu Thailand (15 persen) dan dari India (11 persen).

Memang udang Indonesia cukup populer di Jepang terutama jenis Black Tiger (gambar tengah) dengan nilai 30,74 miliar yen masuk ke Jepang. Tetapi diperkirakan jumlah ini akan menurun karena saingan dari negara lain dan jenis lain yaitu jenis Banamei Ebi (gambar kanan) dengan nama Latin Litopenaeus vannamei,  yang banyak di lautan Pasifik.

Banamei Ebi yang putih tanpa strip apa pun di bagian belakangnya, buntutnya panjang dan terbelah nyata, tampaknya lebih murah dan lebih enak disantap mulut warga Jepang saat ini. Udang ini hanya ada di perairan yang bersuhu udara di atas 20 derajat celcius sepanjang tahun, menjadi sangat populer sejak tahun 2000 di Jepang.

Begitu banyak diburu, udang ini ditakutkan punah dan Green Peace berusaha melestarikan dan berupaya melestarikan udang tersebut dengan menghalangi penangkapan udang sehingga harganya menjadi mahal, tetapi tetap banyak dicari di jepang karena lezat tampaknya.

Apabila melihat grafik impor udang Black Tiger ke Jepang dari Indonesia sejak tahun 2000 hingga tahun 2011, tampak tak banyak perubahan bahkan tahun 2007 jumlahnya berkurang sekali tapi kembali meningkat jumlah impor tahun 2008, 2009, dan 2011 yang tak jauh jumlahnya dengan tahun 2003 sekitar 650.000 ton.

Sedangkan impor udang Banamei Ebi sejak tahun 2002 meningkat sangat dahsyat dari semula sekitar 495.000 ton tahun 2002, maka pada tahun 2011 mengimpor sebanyak kira-kira 2,9 juta ton. Namun tahun lalu diperkirakan berkurang jumlah impor karena adanya penyakit EMS (early mortality syndrome) yang banyak menyebar di Asia Tenggara sehingga menurunkan produktivitas udang tersebut.

Banamei Ebi tersebut tampaknya banyak dilakukan pengusaha Jepang di Vietnam ketimbang di Indonesia. Salah satu penyebabnya, menurut sumber Tribunnews.com karena tambak udang di Indoneia banyak dicuri oleh penduduk setempat sehingga mengurangi jumlah produksi yang semula sudah direncanakan untuk diekspor ke Jepang dalam jumlah tertentu.

Apabila Banamei Ebi memiliki produksi stabil bahkan meningkat di berbagai negara, non-Indonesia, berarti udang Black Tiger dari Indonesia diperkirakan akan berkurang permintaan, sehingga ekspor ke Jepang akan berkurang. Hal ini  kurang baik bagi industri perikanan di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan