Uni Eropa: Hizbullah Itu Teroris
Pemerintah Iran mengutuk keputusan Uni Eropa untuk menggolongkan kelompok milisi bersenjata Lebanon, Hizbullah ke dalam daftar hitam terorisme.
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pemerintah Iran mengutuk keputusan Uni Eropa untuk menggolongkan kelompok milisi bersenjata Lebanon, Hizbullah ke dalam daftar hitam terorisme.
Seperti dilansir Tribunnews dari Reuters, Iran menilai langkah itu bertentangan dengan norma-norma politik dan hukum yang berlaku, sehingga tidak dapat diterima. Hizbullah didirikan dengan bantuan dana dari Iran sekitar tiga dekade yang lalu dan bersama dengan Suriah merupakan bagian dari persekutuan. Teheran memposisikan Hizbullah sebagai garis depan dalam perang melawan Israel.
Di bawah tekanan Inggris dan Belanda, Uni Eropa memasukan Hizbullah ke dalam daftar hitam kelompok teroris, setelah mereka terlibat dalam pemboman bus di Bulgaria dan menewaskan sedikitnya lima orang warga Israel. Selain itu Hizbullah mengirimkan ribuan anggotanya untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad memerangi kelompok pemberontak di Suriah.
Banyak negara anggota Uni Eropa sebelumnya menolak lobi yang dilakukan Amerika Serikat (AS), dan Israel untuk melabelkan Hizbullah sebagai kelompok teroris, karena akan menyulut ketidakstabilan di Timur Tengah, terutama di Lebanon.
"Ini dilakukan dengan arahan beberapa anggota berpengaruh Uni Eropa dan bertentangan dengan semua norma politik dan hukum, mengejutkan dan tidak dapat diterima," ujar Pemerintah Iran dalam pernyataan, Selasa, (23/7/2013).
"Tindakan ini akan bermanfaat bagi rezim zionis yang tidak sah dan pendukungnya," katanya.