Pencuri Patung Buddha Jepang Diganjar Hukuman Penjara
Pengadilan tinggi Daejeon di Seoul Korea Selatan memperkuat keputusan pengadilan negeri Daejeon di
Editor:
Widiyabuana Slay

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan tinggi Daejeon di Seoul Korea Selatan memperkuat keputusan pengadilan negeri Daejeon di Seoul sekitar Februari 2013 bahwa 3 orang sebagai pencuri yang merupakan pelaku utama usia 69 tahun, dua patung Buddha dihukum penjara 3-4 tahun.
Kedua patung dicuri dari Tsushima Nagasaki Jepang bulan Oktober 2012. Tetapi pengadilan tidak mengembalikan patung kepada Jepang karena Jepang harus membuktikan dulu keaslian dan kebenaran patung memang dari Jepang.
Demikian pemberitaan semua media Jepang, Kamis (31/10/2013), yang dikutip oleh Tribunnews.com di sini.
Kedua patung itu dibuat pada abad ke-14, berada di kuil Kannonji Tsushima Nagasaki dan diakui sebagai warisan budaya nasional Jepang, pada tahun 1974 dinilai dengan harga sedikitnya 100 juta yen. Dicuri orang Korea lalu dibawa ke Korea lewat pelabuhan laut Hakata Fukuoka, di Jepang selatan.
Berdasarkan keputusan pengadilan tinggi benar terjadi pencurian, pemerintah Jepang meminta dua patung Buddha itu dikembalikan sesuai konvensi internasional Unesco tahun 1970.
Tanggal 27 September 2013 saat pertemuan dua menteri kebudayaan (Jepang dan Korea), di Korea, menteri kebudayaan Jepang telah menyampaikan dan meminta kepada Korea agar kedua patung tersebut dikembalikan ke Jepang. Tetapi menteri kebudayaan Korea, Yoo Jinryon, meminta agar dapat menantikan hasil keputusan pengadilan tinggi Korea.
Akibat keputusan pengadilan Korea tersebut, umumnya masyarakat Korea malahan kini berpikir kedua patung sebenarnya milik Korea, dicuri dibawa ke Jepang, kini kembali ke Korea.
Kasus kedua negara Jepang-Korea semakin banyak setelah pulau Takeshima milik Jepang tetapi diakui Korea sebagai milik Korea sehingga tentara Korea kini menduduki pulau tersebut, walaupun mendapat protes keras dari pemerintah Jepang, tetap saja menempatkan tentaranya di pulau Takeshima.