Robot Pembersih Luar Angkasa Pertama Tercipta di Jepang
Sebagian kini jadi rusak dan jadi sampah luar angkasa
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Peluncuran roket banyak dilakukan berbagai negara, termasuk pula pelepasan berbagai perangkat untuk penelitian di luar angkasa. Sebagian kini jadi rusak dan jadi sampah luar angkasa. Hal ini membuat keprihatinan tersendiri bagi beberapa ahli luar angkasa internasional.
Kini Universitas Kagawa memunculkan ide membuat perangkat khusus untuk membersihkan sampah luar angkasa.
"Kami akan meluncurkan alat ini akhir bulan depan," ujar Asisten Profesor Universitas Kagawa, Kimihiro Nomi,Selasa (21/1/2014) di perguruan tinggi tersebut, sekitar dua jam naik kereta api cepat dari Tokyo ke selatan Jepang.
Peluncuran ke luar angkasa direncanakan tanggal 28 Februari 2014 menggunakan roket Jepang H-II A No.23.
Menurut pengumuman Japan Aerospace Exploration Agency of ( JAXA ) , dengan memanfaatkan peluncuran satelit utama Global Precipitation Measurement (GPM), juga akan diorbitkan STARS-II. Alat tersebut untuk menangkap sampah antariksa, sebuah satelit seperti robot.
Konten eksperimental utama saat ini adalah untuk menghasilkan arus dengan perenggangan ( 1 mm atau kurang diameter ) kabel yang disebut tether konduktif dari 300 m panjang ke unit utama yang lain , melintasi medan magnet bumi di ruang angkasa . Sebisa mungkin untuk melacak konversi satelit robot tanpa menggunakan bahan bakar .
Percobaan untuk memperluas ke luar angkasa merupakan pertama kalinya di lembaga penelitian dalam negeri . Percobaan yang menghasilkan arus efisien yang pertama di dunia.
Nomi profesor menambahkan, Industri luar angkasa belum tumbuh cukup baik, tapi dirinya ingin membuat penggunaan di masa depan lebih baik lagi. "Berbagai perusahaan juga berpartisipasi dalam pengembangan teknologi ini. Kami berusaha membuat jaringan seluas mungkin untuk hal ini," katanya.
Ada alam semesta dikotori dengan puluhan ribu debu , satelit tua di orbit Bumi , removal atau pembersihan, telah menjadi isu global.