Rabu, 17 September 2025

Otak Peneror Gas Sarin 19 Tahun Lalu Belum Dihukum Mati

Sebanyak 13 orang meninggal dan 6.000 orang lebih menderita ringan akibat dampak gas Sarin di kereta api.

Editor: Dewi Agustina
Foto Mainichi/Richard Susilo
Karangan bunga di dalam Stasiun Kasumigaseki Tokyo tempat kejadian korban gas Sarin di Jepang tepat 19 tahun lalu. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kejadian sudah berlalu 19 tahun lalu tetapi tak ada yang bisa melupakan. Sebanyak 13 orang meninggal dan 6.000 orang lebih menderita ringan akibat dampak gas sarin di kereta api--termasuk koresponden Tribunnews.com sempat menjadi korban saat itu.

Akibat teror yang dilakukan kelompok Aum Shinrikyo yang masih ada tidak dibubarkan pemerintah--walaupun 19 tahun lalu melakukan serangan gas sarin pada sistem kereta bawah tanah Tokyo--dua karyawan kereta api meninggal dunia. Salah satunya Kazumasa Takahashi (50).

"Agak lega karena semua sudah tertangkap dan disidangkan, tetapi kalau bisa segera diputuskan," kata istri Kazumasa Takahashi, Shizue Takahashi (67), Kamis (20/3/2014) kepada pers.

Karangan bunga diletakkan di dalam stasiun Kasumigaseki untuk memperingati kejadian 19 tahun lalu, Kamis (20/3/2014) dan banyak orang menaruh karangan bunga di sana serta berdoa mengheningkan cipta. Menteri Perhubungan Akihiro Ota juga hadir di acara tersebut.

Banyak orang menjadi acuh tak acuh dengan kasus ini karena top bos kelompok tersebut Shoko Asahara masih belum dihukum mati juga walaupun terbukti dia otak teror tersebut. Hal ini karena dia tidak langsung terjun ke lapangan membunuh atau tidak langsung menaruk Gas Sarin tersebut, serta kasus Gas Sarin masih terus berlangsung hingga kini belum selesai.

Sedikitnya 20 orang dari staf stasiun dan masyarakat mengheningkan cipta sejenak pagi jam 8 tepat di lokasi kejadian tempat peringatan tersebut di Stasiun Kasumigaseki Tokyo.

"Kami akan tetap berusaha melindungi keselamatan penumpang itu tugas utama kami," papar Kepala Stasiun Mitsuaki Ota (52).

Seorang anggota keluarga korban yang ditemui Tribunnews.com tadi pagi, masih emosi dan mengutuk kejadian tersebut. Tiga tertuduh akan dimulai kembali sidangnya Mei mendatang . Tiga terdakwa termasuk Makoto Hirata (48) yang baru saja ditemukan setelah belasan tahun kabur menghilang akan disidangkan kembali.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan