Kamis, 18 September 2025

40 Ribu Orang Jepang Dirawat Gara-gara Kecanduan Alkohol

Saat ini sekitar 40.000 orang Jepang sedang dalam perawatan karena kecanduan alkohol.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Seorang wanita Jepang sedang mabuk minum usai alkohol. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Baru-baru ini para anggota Asosiasi Pantang Alkohol Jepang (Zen Nihon Danshu Renmei) berkumpul di Tokyo dan terungkap saat ini sekitar 40.000 orang Jepang sedang dalam perawatan karena kecanduan alkohol.

Alkohol secara luas diterima sebagai bagian dari kehidupan di Jepang. Bahkan termasuk dalam upacara Shinto seperti pernikahan dan kunjungan pertama kuil bagi bayi yang baru lahir, dimana peserta minum alkohol demi menyampaikan terima kasih kepada para dewa. Pemenang turnamen sumo sering ditampilkan di berita malam harinya minum sake dari cangkir sakazuki besar seusai selesainya turnamen.

Dalam kehidupan sehari-hari, juga, alkohol memainkan peran utama dalam jaringan sosial masyarakat. Karyawan didorong untuk pergi keluar untuk minum-minum setelah bekerja lelah, dengan rekan-rekan mereka untuk "nomunication." Nomu bahasa Jepang artinya minum. Tidak sedikit restoran menawarkan makan minum sepuasnya hanya sekitar 5.000 yen, termasuk minum bir sepuasnya.

Citra Jepang suka minum bir atau suka alkohol memang sudah tercermin ke berbagai negara. Malam hari pun banyak kita lihat muntahan dari para salaryman (pekerja) yang mabuk. Muntah di stasiun kereta api, atau bahkan di dalam kereta api.

"Tidak banyak orang yang menyadari bahwa alkoholisme adalah penyakit," kata Gen Otsuki, Sekretaris Jenderal Asosiasi tersebut yang memiliki 5.700 anggota.

"Siapa pun bisa menjadi seorang pecandu alkohol. Namun, banyak orang di Jepang percaya bahwa itu adalah masalah karakter, dan bahwa pecandu alkohol umumnya jorok dan lemah," ungkapnya.

Statistik menunjukkan bahwa Jepang memiliki masalah minum, dan jumlah orang yang berjuang dengan alkohol semakin besar setiap tahun.

Diperkirakan 1,09 juta orang telah berjuang melawan kecanduan alkohol pada tahun 2013, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh kementerian kesehatan khususnya tim peneliti setiap lima tahun. Bahkan angka tersebut hampir 300.000 lebih tinggi dibandingkan satu dekade lalu.

Dari jumlah jutaan orang yang kecanduan minuman alkohol tersebut hanya sekitar 40.000 orang saat ini sedang dalam perawatan intensif untuk melawan kecanduan alkoholnya.

"Jepang adalah masyarakat yang suka mendorong orang untuk minum banyak," kata Susumu Higuchi, Direktur Kurihama Medis dan Ketergantungan Pusat di Prefektur Kanagawa.

"Namun, setelah seseorang menjadi pecandu, dia jadi berpendangan rendah, merasa rendah tak percaya diri lagi dan tidak mudah untuk mendapatkan kembali statusnya di masyarakat seperti sebelumnya," ujarnya.

Higuchi, yang memimpin tim peneliti Departemen Kesehatan, adalah ahli terkemuka Jepang pada alkoholisme, dan pusat medis di mana dia bekerja memiliki fasilitas pengolahan terbesar di Jepang. Ia percaya lebih dari 1 juta orang di Jepang tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

"Banyak pasien yang datang biasanya hanya datang ketika mereka sedang sangat serius sakit," katanya.

Alkoholisme dapat mengarah ke gejala lain seperti igauan tremens (gemetar), depresi dan penyakit kronis (diabetes, tekanan darah tinggi, sirosis hati dan lain-lain.

Halaman
12
Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan