Selasa, 9 September 2025

Kisah Brittany yang Ingin Akhiri Hidupnya 1 November 2014 Nanti

Tanpa buang-buang waktu, Maynard pun menjalani operasi pengangkatan tumor dan sukses.

Editor: Hasanudin Aco
net
Memiliki tumor ganas, Brittany Maynar (29) asal Amerika Serikat, berjanjai akan mengakhiri hidupnya pada 1 November 2014 dengan menegak komplikasi obat yang mematikan. 

TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA - Usai resepsi pernikahan terhelat sempurna, maka impian lain seorang wanita adalah membangun rumahtangga harmonis dan langgeng hingga ajal memisahkan.

Namun, hal malang terjadi pada seorang wanita bernama Brittany Maynard (29) asal Amerika Serikat.

Menikah selama satu tahun, Maynard tengah menikmati tugas sebagai seorang istri, meskipun sering merasakan sakit kepala berkepanjangan.

Kondisi yang mengganggu tersebut membuat Maynard mesti memeriksakan diri secepatnya. Akhirnya, hasil diagnosa menujukkan bahwa dirinya menderita jenis kanker otak agresif.

Tanpa buang-buang waktu, Maynard pun menjalani operasi pengangkatan tumor dan sukses. Namun demikian, tumor itu kembali tumbuh dan bergerak lebih agresif. Dokter mengatakan, harapan hidup Maynard tinggal enam bulan.

Sedih melihat kondisi kesehatan yang semakin memburuk, Maynard pun membuat sebuah keputusan yang sangat berat, yakni berjanji akan mengakhiri hidupnya pada 1 November 2014 mendatang. Cara yang dipilih adalah kombinasi obat resep mematikan yang diperoleh secara resmi dari dokter.

Dalam video yang diunggah di Youtube, Maynard menceritakan keadaan yang diinginkannya di detik-detik terakhir hidupnya.

Tak pelak video ini pun mengundang air mata siapapun yang menontonnya. Maynard bicara dengan lirih, agar saat dirinya melepas nyawa, dia ingin dikelilingi oleh suami dan anggota keluarga tercintanya.

"Aku berencana ingin dikelilingi keluarga terdekatku. Aku akan meninggal dunia di rumah, di kamar yang kutempati bersama suamiku, aku ingin suami dan ibu berada di sisiku. Kemudian, aku akan meninggal dunia dengan damai," ujarnya dalam video yang dibuat untuk organisasi Compassion & Choices,  advokasi tindakan bunuh diri denga alasan medis yang berpusat di AS.  

Kabar tentang kondisi yang dialami Maynard pun tersebar luas dan menuai banyak dukungan. Namun, tak sedikit yang mengecam dan kritik karena menganggap keputusan itu salah dan ekstrim. Selain itu, mereka mengkhawatirkan tindakan mengakhiri hidup dengan bantuan dokter ini berpotensial untuk disalahgunakan.

Di minggu-minggu terakhir hidupnya ini, Brittany tetap tabah dan berpikiran jernih. Menurut dia, pilihan yang diambilnya ini sangat penting bagi hidupnya, "Ini memberi saya kedamaian di saat-saat yang kacau, yang seharusnya diselimuti ketakutan, ketidakpastian, dan rasa sakit. Sekarang, saya bisa maju di sisa-sisa hari saya di dunia ini. Saya menghabiskan waktu dengan bepergian menikmati alam dengan orang-orang yang saya cintai," tutur Brittany.

Di Amerika, hanya ada lima negara bagian yang mensahkan tindakan mengakhiri hidup dengan bantuan dokter. Salah satu negara bagian tersebut adalah tempat Maynard bermukim, yaitu Oregon.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan