Jumat, 19 September 2025

Jaringan Kelompok ISIS

Wartawan Jepang Tsuneoka Menentang Pemerintah Berikan 5 Miliar Dolar AS ke Afghanistan

Kosuke Tsuneoka (45), wartawan Jepang menentang pemberian dana bantuan Jepang sebesar 5 miliar dolar AS kepada pemerintah Afghanistan.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Kosuke Tsuneoka (45) bersama Sheikh Omar dari Syria, pimpinan ISIS. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kosuke Tsuneoka (45) wartawan profesional Jepang spesialis untuk Timur Tengah khususnya terkenal dekat dengan kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Syria), menentang pemberian dana bantuan Jepang sebesar 5 miliar dolar AS kepada pemerintah Afghanistan yang disebutnya sebagai pemerintahan koruptor. Dana tersebut telah disampaikan kepada pemerintah Afghanistan.

"Sejak 2010 saya menentang pemberian uang 5 miliar dolar AS buat pemerintahan Afghanistan sekarang yang koruptor. Sangat disayangkan pemerintah Jepang memberikan uang tunai itu kepada mereka tanpa melihat kenyataan di lapangan yang sebenarnya," ungkap Kosuke Tsuneoka (45) khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (14/10/2014) malam.

Pemerintah Afghanistan saat ini dianggapnya pemerintahan koruptor. Uang yang diberikan Jepang kepada mereka hanya untuk kepentingan kalangan atas saja, masuk ke kantong para pejabat tinggi, tidak akan sampai ke rakyatnya.

"Masih banyak rakyatnya menderita di sana, hidup seperti di zaman batu saja. Sementara uang yang diberikan pemerintah Jepang pasti tidak akan sampai ke rakyat di bawah itu. Sayang sekali," katanya.

Tsuneoka tahun 2010 pernah ditahan dan disandera selama 157 hari oleh kelompok penjahat yang mengaku sebagai kelompok Taliban, padahal hanya ekstrimis mata duitan biasa di Afghanistan. Diancam dibunuh tetapi akhirnya dibebaskan begitu saja.

Perkenalannya dengan pimpinan ISIS terutama Sheikh Omar dari Syria, karena bantuan dan diperkenalkan oleh komandan nomor dua dari kelompok Junu al-Sham, muslim Chechen, kelompok jihad, bernama Abu al-Walid. Dia adalah anak sahabat Tsuneoka di Chechen. Ayahnya bersahabat dengan Tsuneoka ketika mereka berdua lari ke hutan Abkhazian saat kelompok Chechen diserang pasukan Rusia akhir tahun 1999.

"Saya bersama pimpinan ISIS Sheikh Omar selama dua malam tiga hari, ikut dia terus bersama-sama, ya salat bersama, makan bersama, sudah sangat dekat sekali. Komunikasi sulit memang, saya tak bisa bahasa Arab, dia tak bisa bahasa Inggris, tetapi dengan bahasa aba-aba dan itikad baik kita berdua akhirnya bisa berkomunikasi dan bersahabat dengan baik bersama-sama," tambahnya.

Fotonya bersama Sheikh Omar dari Syria, pimpinan ISIS dan fotonya yang sedang memegang senjata berlatar belakang bendera ISIS, menyebar luas ke berbagai negara melalui media sosial twitter, sehingga banyak yang menyangka dia jadi anggota petempur ISIS, padahal tidak benar.

"Saya hanya wartawan saja yang menjalankan tugas sebaik mungkin," katanya.

Kedekatannya dengan ISIS juga menjadikan foto dia masuk ke dalam poster promosi ISIS, seolah ada warga Jepang ikut dalam kelompok ISIS.

"Saya tak tahu itu mereka masukkan foto saya ke dalam poster kampanye ISIS tersebut. Terus terang saya sendiri kaget melihat itu. Mereka bisa mengambil foto itu karena saya posting di twitter saya yaitu foto saya yang berada di depan bendera ISIS, dan bisa dibuka, dilihat umum siapa pun bisa men-download foto saya di twitter tersebut," ujarnya.

Tags
ISIS
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan