Jumat, 19 September 2025

Mirna Muhardina Tak Menyangka Diundang Lagi ke Jepang

Seorang guru sekolah menengah pertama mendadak diminta kepala sekolah untuk ke Jepang menggantikan guru sebelumnya yang berhenti kerja.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Guru SMP Madania, Mirna Muhardina yang beruntung terpilih diundang ke Jepang dalam program pertukaran kebudayaan. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang guru sekolah menengah pertama (SMP) mendadak diminta kepala sekolah untuk ke Jepang menggantikan guru sebelumnya yang berhenti kerja pindah ke tempat lain. Mirna Muhardina guru bahasa Jepang di sekolah Madania yang didirikan almarhum Prof Dr Nurcholish Madjid, Ahmad Fuadi dan Komaruddin Hidayat tahun 1995.

"Saya tidak menyangka memang. Guru bahasa Jepang sebelumnya berhenti sebelum bulan Juni lalu. Sempat mengalami kekosongan dan kepala sekolah meminta saya menggantikan posisi guru itu. Lalu datang lah informasi Juni lalu bahwa sekolah Madani berhasil terpilih untuk diundang ke Jepang, yaitu guru bersama empat muridnya. Padahal proposal yang buat dan yang mengirimkan ke Jepang adalah guru sebelumnya," ungkap Mirna Muhardina, guru SMP Madania, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (18/11/2014) malam.

Mirna sangat senang diundang ke Jepang sejak 17 November sampai dengan 5 Desember mendatang.

"Senang sekali saya bisa ke Jepang walaupun ini ke empat kalinya. Terima kasih sekali kepada Yayasan Hakuho yang telah mengundang kami," ujarnya.

Guru SMP ini sama sekali tak membayangkan akan ke Jepang lagi setelah Oktober lalu juga baru pulang dari Jepang. Kali ini adalah keempat kalinya dia ke Jepang. Selama di Jepang kali ini Mirna akan diberikan pembekalan agar sepulang ke Indonesia, empat muridnya nanti yang akan datang ke Jepang April 2015, dapat dibriefing lebih lanjut, diberikan informasi lengkap mengenai apa yang perlu dipersiapkan dan apa yang mesti dilakukan pada saat tiba di Jepang mengikuti program Yayasan Hakuho selama dua minggu.

Semua biaya ditanggung pihak Jepang termasuk tiket pergi pulang.

"Wah seperti mimpi kita dapat undangan ini," katanya dan mengakui semua orangtua muridnya sangat gembira mendengar anak-anaknya berhasil diundang ke Jepang.

Empat murid itu adalah Zahra Diva Fatchurrachman (siswi), Adinda Btari Permadi (siswi), Nara P Taulu (siswa) dan Imran Kamil (siswa).

Selain Indonesia, beberapa negara lain juga diundang dalam program pertukaran budaya Jepang ini. Antara lain dari Malaysia, Australia, Brazil, India, Mongolia, Filipina, Rusia, Srilangka, Thailand, Turki, Inggris, dan Vietnam.

Yayasan Hakuho menyeleksi beberapa sekolah yang mengirimkan aplikasi kepada mereka (termasuk beberapa sekolah dari Indonesia). Lalu memilih satu sekolah setiap tahun. Kali ini yang ke-6 kali dari Indonesia terpilih SMP Madania.

"Tahun depan juga akan dilakukan hal serupa," ujar salah satu anggota penyelenggara program ini.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan