Minggu, 21 September 2025

Maruo Takatoshi yang Tinggal 15 Tahun di Bali Bukan Anggota Yakuza

Takatoshi ternyata bukan Yakuza, walaupun kelakuannya seperti Yakuza.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Toshio Lee, sutradara film Tuhan Ada di Bali. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah film yang diangkat dari kisah nyata orang kaya Jepang yang tinggal selama 15 tahun di Bali difilmkan dengan judul Tuhan Ada di Bali (Kami sama ha Bali ni Iru) dan ditayangkan mulai 17 Januari 2014.

Film yang mirip film komedi ini mengangkat kisah Maruo Takatoshi. Takatoshi ternyata bukan Yakuza, walaupun kelakuannya seperti Yakuza.

"Dia orang Osaka, kalau bicara ya seperti itu, tetapi dia bukan Yakuza, orang biasa," papar Toshi Lee sang sutradara film Tuhan Ada di Bali khusus kepada Tribunnes.com baru-baru ini.

Menurutnya, semua adegan di film tersebut adalah kisah nyata sehari-hari kehidupan Maruo Takatoshi (48), yang di film itu diperankan oleh aktor terkenal Jepang, Tsutsumi Shinichi dan biasa dipanggil di film tersebut nama julukan Aniki, artinya kakak (lelaki).

Dalam adegan film itu pun terucap oleh pemeran wanita Ono Mariko kata-kata, "Mengapa saya dikenalkan kepada lelaki ini seperti Yakuza," katanya saat dikenalkan oleh seorang mantan dokter (diperankan Tamaki Hiroshi) kepada Aniki.

Kelakuan Aniki di film tersebut memang seperti anggota mafia Jepang, Yakuza yang berlaku sewenang-wenang dalam kegiatannya.

Perbuatannya juga meminta izin membangun hotel atau resort di Bali mendadak diubah menjadi bangunan sekolah, sehingga muncul keributan dan petugas datang menyuruh menghancurkan bangunan itu karena tidak sesuai peruntukan bangunan.

Kisahnya berakhir dengan bantuan seorang guru di Bali karena Aniki banyak membantu anak-anak sekolah di sana, sehingga keluar lah izin mendirikan sekolah bagi anak-anak tidak mampu itu.

Ono yang datang ke Bali karena terjerat utang delapan juta yen akhirnya kembali ke Jepang namun baik lagi ke Bali membantu sekolah tersebut.

"Sampai sekarang masih ada itu sekolah dibantu banyak sekali oleh Maruo," kata Lee.

Saat datang ke Bali, Lee mengakui pikirannya sedang kacau tetapi setelah bertemu Maruo dengan kisah hidupnya muncul ide 4 tahun lalu memfilmkan kisah hidup Maruo dan selesai sekitar Februari 2014.

"Sekitar 45 hari peliputan di Bali akhirnya diproses di Jepang dan jadilah sekitar Februari 2014 dan 17 Januari mendatang akan ditayangkan di seluruh gedung bioskop di Jepang," lanjutnya.

Maruo pernah terkena kasus pidana mengeksploitasi anak-anak dan kasus prostitusi di Jembrana Bali tahun lalu.

Komisi Hak Asasi Manusia untuk Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, pernah mengatakan bahwa anak-anak sekitar SMP itu dieksploitasi oleh Maruo selama bertahun-tahun.

"Beberapa korban anak mengakui melakukan seks dengan imbalan antara 5 hingga 10 juta rupiah," papar Sirait kepada pers tahun lalu. Bagaimana kelanjutan kasus Pengadilan ini masih belum diketahui hingga kini.

Info lengkap Yakuza silakan akses ke www.yakuza.in

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan