Jumlah Kematian Lebih Banyak dari Kelahiran, Lelaki Kaya di Jepang Disarankan Banyak Istri
Karena jumlah kematian di Jepang lebih besar dibanding kelahiran, kaum pria kaya raya disarankan miliki banyak istri agar banyak anak.
Editor:
Agung Budi Santoso
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
Demikian sumber Tribunnews.com di pemerintahan siang ini (9/1/2015) khusus kepada Tribunnews.com. Jumlah kelahiran anak yang berkurang dan meningkatnya kematian di Jepang tampaknya membuat Jepang dalam bahaya di masa mendatang. Tetapi Penasehat Seks yang terkenal ini, Ai Aoyama (53) memiliki saran yang menarik sekali.
"Lelaki Jepang yang kaya sebaiknya memiliki isteri banyak lalu membuat anak. Pola pikir anak sebagai rejeki dan berkah bagi manusia haruslah dibentuk. Kalau demikian jumlah anak akan semakin banyak nanti di Jepang," paparnya khusus kepada Tribunnews.com sore ini (9/1/2015).
Jepang diakuinya, memang mengakui resmi hanya satu isteri saja dalam perkawinan. Olehkarena itu isteri yang lain hanya seperti selir saja, simpanan saja, "Saya rasa tak apa menjadi selir saja kalau sang wanita memang semua itu mengakui dan menerimanya dengan baik, toh lelakinya kaya rasa semua bisa dihidupi dengan baik dengan berimbang baik uang maupun cintanya," tambahnya lagi.
Aoyama juga memberikan contoh perkawinan seorang lelaki kaya di Thailand, yang memiliki banyak isteri dan mempunyai 100 anak dari berbagai isterina, "Saya setuju demikian, selama lelakinya memang kaya raya bisa menghidupi anak dan isterinya ya silakan saja dilakukan," lanjutnya.
Poligami yang didukungnya itu untuk mengatasi kekurangan jumlah manusia di Jepag saat ini, "Kalau begini saja tak ada perubahan saya sendiri juga bingung sebenarnya, Jepang akan jadi apa ya nantinya? Karena manusia dibutuhkan untuk bisa menggerakkan negara ini. Jangan-jangan negara Jepang akan menghilang nanti karena manusianya sudah tidak ada lagi?" paparnya dengan nada prihatin melihat masa depan Jepang.
Oleh karena itu berbagai upaya termasuk poligami menurutnya perlu dilakukan Jepang dengan berani agar pertumbuhan manusianya bisa tercapai bangkit kembali dan bisa menggerakkan menjalankan terus perputaran pemerintahan di negeri Sakura ini.