Warganya Jadi Sandera ISIS, PM Jepang: Tidak Bisa Dimaafkan
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan penyanderaan dua orang warganya oleh Negara Islam Irak dan Suriah
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan penyanderaan dua orang warganya oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak bisa dimaafkan.
Shinzo juga menyatakan bahwa ISIS tidak bisa disamakan dengan Islam, karena itu memang hal yang berbeda. "Hal ini tak bisa dimaafkan dan kami benci sekali akan hal ini. Ekstrimisme dan Islam adalah dua hal yang yang sama sekali berbeda," ungkapnya kepada pers sore ini (20/1/2015) mengenai penyanderaan kedua warga Jepang tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Dua warga Jepang disandera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan mereka meminta tebusan 200 juta dolar AS melalui video nya. Apabila dalam 72 jam tidak ditebus maka akan membunuh kedua orang Jepang tersebut.
"Dua orang Jepang di sandera oleh ISIS saat ni," papar sumber di Kementerian Luar Negeri Jepang membenarkan hal tersebut sore ini (20/1/2015) kepada Tribunnews.com.
Kedua warga disandera di tempat yang tak diketahui di Timur Tengah. Perhitungan 200 juta dolar karena satu orang diminta tebus 100 juta dolar AS.
Yukawa Harukana (42) seorang wartawan lepas dan Goto Kenji memasuki Siria tanggal 28 Juli 2014 didampingi pasukan organisasi bersenjata. Lalu 12 Agustus memasuki kota Alepo. Goto sendiri komunikasi kepada masyarakat melalui Twitternya dilakukan 14 Oktober lalu. Lalu 23 Oktober melakukan Twit lagi dan yang terakhir kali Twitter dari Goto.
PM Jepang Shinzo Abe bersama Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga saat ini sedang melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait mengenai hal tersebut, tambah sumber itu lagi.