Tanam Apel Untuk Mengenang Tragedi Gempa-Tsunami Dahsyat
Pelaksanaan Penanaman pohon apel itu di kota Kawanishi, seorang pedagang seni, Tamura Harunori
Editor:
Budi Prasetyo
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat gempa besar 11 Maret 2011 di daerah Tohoku (utara Jepang) masih banyak anak anak Jepang yang belum mengetahui hal tersebut.
Termasuk salah satunya Outa Murakawa di kota Awaji, perfektur Hyogo, usia 8 tahun saat ini, yang saat gempa terjadi masih berusia 4 tahun.
"Saya belum banyak tahu mengenai gempa Tohoku dan hanya dengar dari orang tua saja. Demikian juga gempa Hanshin tahun 1995 juga saya tidak tahu karena belum lahir. Untuk mengenang hal itu baik kalau ditanamkan pohon apel ini sebagai kenangan kita bersama," papar Murakawa kepada pers pagi ini (12/3/2015).
Pelaksanaan Penanaman pohon apel itu di kota Kawanishi, seorang pedagang seni, Tamura Harunori (69)sebagai Ketua Komite Eksekutif "kota-strategi kota-bunga" mengungkapkan, "Setelah Hanshin-Awaji Earthquake Besar tahun 1995, banyak pekerjaan sukarela telah dilakukan untuk pembangunan tempat tinggal dan perumahan. Keadaannya seperti saat Jepang kalah perang. Sejak Maret 1997 kami telah melakukan penanaman pohon apel tersebut."
Penanaman sebenarnya dilakukan pula di SD Ikuho kota Tsuna tahun 2012 (sekarang bernama kota Awaji) di 110 lokasi penanaman (sebanyak 593 pohon) terutama di daerah yang terkena bencana.
Sebanyak 9 anak sekolah dasar Toshima kelas tiga, di kota Awaji berpartisipasi. Tamura juga menjelaskan kepada anak-anak sebagai episentrum gempa besar berada di tempat ini 20 tahun yang lalu, "Hal ini penting untuk kita ceritakan sehingga mereka mengetahui sejarah yang ada sebenarnya."
Setelah ber doa untuk para korban bencana besar Hanshin-Awaji Metropolitan East, anak-anak menanam pohon apel di taman sekolahnya tersebut di kota Awaji sambil tersenyum.