Rabu, 17 September 2025

Wartawan Tiongkok Kesal Ditolak Masuk Restoran Sushi di Jepang

Sebuah restoran sushi terkenal ternyata menolak tamu warga asing masuk ke dalam restoran tersebut.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Sushi yang dijual di Jepang dari sebuah restoran terkenal sushi di Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah restoran sushi terkenal bahkan dapat dua bintang dari Michelin Guide Tokyo tahun 2015, ternyata menolak tamu warga asing masuk ke dalam restoran tersebut. Wartawan Tiongkok, Mo Bangfu (30) yang berdomisili di Jepang merasa kesal mendapat perlakuan tersebut dan melapor ke majalah Nikkan Gendai.

Kejadiannya tanggal 8 April 2015. Sekretaris seorang wartawan Tiongkok, Mo Bangfu, warga negara Jepang, menelepon restoran Sushi Mizutani untuk membooking 4 kursi di restoran tersebut yang berada di Ginza.

Booking pakai nama Bangfu yang akan menjamu tiga tamu dari negara komunitas Tiongkok tersebut.

"Lalu jawaban restoran tersebut, bahwa kursi tersedia pada hari tersebut," tulis majalah Nikkan Gendai 26 April 2015.

Meskipun telah terucap kursi tersedia, sang sekretaris menjelaskan bahwa tamunya adalah orang asing, langsung penerima telepon di Restoran Sushi Mizutani mengubah pembicaraan dan mengatakan bahwa kebijakan restoran melarang reservasi untuk warga asing.

Mo Bangfu penasaran mendapat laporan demikian dari sekretarisnya, lalu menelpon restoran itu langsung.

Ternyata yang diucapkan sekretarisnya benar dan restoran memiliki kebijakan menolak tamu orang asing.

Menurut penyelidikan Nikkan gendai, ternyata hal tersebut dilakukan karena adanya kasus sebelumnya terhadap tamu orang asing.

"Untuk menjaga suasana restoran yang baik di dalam restoran, kita mengelola dengan membagi jumlah tamu terbagi dua antara orang Jepang dan non Jepang," ungkap pihak restoran kepada Nikkan Gendai.

"Kita hanya menerima pesanan dari penjaga hotel yang menerima pembayaran menggunakan kartu kredit," kata petugas restoran yang menu paling murah 20.000 yen per orang itu.

Ternyata dari penyelidikan Tribunnews.com, kasus serupa juga pernah terjadi pada seorang asing bernama Wes Thorpe dua bulan lalu.

"Saya sudah tinggal di Jepang selama 23 tahun dan seorang penduduk tetap. Namun karena saya tidak memiliki kartu platinum saya tidak dapat menggunakan layanan concierge visa. Pihak restoran mengatakan bahwa saya kurang beruntung. Benar-benar tindakan tercela dilakukan restoran tersebut," tulis Wes di Google Views.

Sementara pemerintah Jepang berharap dapat mendatangkan 25 juta wisatawan per tahun 2020 mendatang yang saat ini masih 13 juta wisatawan per tahun.

"Sebagai warga permanent resident di Jepang saya merasa restoran ini melakukan diskriminasi yang keterlaluan memisahkan warga Jepang dan orang asing," ungkap Mo kepada Nikkan Gendai.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan