Rabu, 17 September 2025

Presiden Homepage System Ditangkap karena Distribusikan Film Porno Tanpa Sensor

Polisi Jepang dari 5 perfektur di Jepang, termasuk Kyoto baru-baru ini menggerebek dan menangkap Presiden Homepage System, Makoto Adachi.

Editor: Dewi Agustina
Foto NNN
Makoto Adachi (39), Presiden Homepage System yang me-relay film-film porno. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Polisi Jepang dari 5 perfektur di Jepang, termasuk Kyoto baru-baru ini menggerebek dan menangkap Presiden Homepage System, Makoto Adachi (39), yang kerjanya me-relay film-film porno dan tanpa sensor. Kerja menayangkan ulang film porno tanpa sensor menghasilkan uang sedikitnya 20 juta yen.

"Kamis minggu lalu polisi telah menangkap Makoto Adachi dengan tuduhan mendistribusikan material porno yang tidak  disensor, bertentangan dengan hukum Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (27/4/2015).

Perusahaan Makoto hanya menyiarkan ulang saja dari berbagai sumber pasar gelap, siaran langsung porno yang tanpa sensor, disiar-ulangkan di situsnya dengan skema keanggotaan membayar ribuan yen per orang.

Polisi, menurut sumber tersebut, juga menahan pelaku lain satu perusahan, Jinbun Takahashi (38), sebagai penasehat yang dulunya juga pernah menjadi presiden perusahaan tersebut. Keduanya membantah telah melakukan siar ulang film porno tanpa sensor.

Homepage System tercatat di Amerika Serikat. Penahanan dua orang ini pertama kali dalam sejarah internet di Jepang, pimpinan perusahaan internet yang bermarkas di Amerika Serikat ditahan kepolisian Jepang.

September tahun lalu sebenarnya polisi telah menggerebek kantor Homepage System.

"Tetapi saat itu tak ada hasil, tak menemukan bukti kesalahan," tambahnya.

Kasus ini sebenarnya dimulai 6 Juni 2014 saat polisi menggeledah sebuah rumah di Kyoto, menemukan seorang lelaki  dan wanita sedang melakukan hubungan seks di tempat tidurnya, lalu divideokan dan disiarkan langsung (live) lewat internet tanpa sensor di FC2.

Tiga bulan kemudian polisi Saitama menahan Kunimitsu Umebayashi karena melanggar pornografi tanpa sensor. Umebayashi juga telah melakukan hubungan seks (live) dengan 150 wanita aktris porno amatir dan disiarkan langsung di situs internet tersebut.

Sejak saat itulah polisi terus mengusut dan mengejar otak pelaku di belakang penyiaran film porno.

Barulah Kamis (23/4/2015) polisi menemukan pelakunya dua orang dan langsung menahannya.

Penyiaran film porno atau gambar porno dimungkinkan di Jepang bagi orang dewasa. Tetapi hukum Jepang adalah harus melakukan penyensoran sendiri pada bagian alat kelamin kedua jenis kelamin. Tanpa sensor itu, akan melanggar tindak pidana berat, penjara atau denda puluhan juta yen.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan