Kamis, 18 September 2025

Sertifikasi Halal di Jepang Banyak Disalahgunakan

"Masak iya tiap barang, misalnya daun bawang saja harus diberi label halal? Ini kan keterlaluan namanya. Cuma mau cari duit dari label halalnya."

Editor: Y Gustaman
Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
CEO Asosiasi Bisnis Halal Jepang, Tomohiro Sakuma. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Label halal di Jepang tampaknya mulai disalahgunakan. Beberapa pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikasi halal mencoba menarik untung banyak dari pengusaha Jepang.

"Saya melihat mulai ada komersialisasi label halal untuk dapat uang oleh beberapa pihak yang menerbitkan sertifikat halal di Jepang," ujar Tomohiro Sakuma, CEO Asosiasi Bisnis Halal Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (1/5/2015).

Sebuah lembaga yang dipegang warga Bangladesh di Jepang menerbitkan label halal sampai detail. Misalnya label halal untuk daun bawang, air untuk masak dan sebagainya. Sehingga Perusahaan Jepang harus membayar mahal itu semua.

"Menurut saya aneh. Masak iya tiap barang, misalnya daun bawang saja harus diberi label halal? Ini kan keterlaluan namanya. Cuma mau cari duit dari label halalnya saja itu!" lanjutnya .

"Itu sebabnya kami buat seminar, berbagai pendidikan buat mereka supaya tahu mengenai label halal. Kalau soal Alquran saya panggil ahlinya yang menguasai itu sehingga sempurna lah informasi mengenai Islam dan halal," terang Sakuma.

Sakuma mengatakan lembaganya tak mengeluarkan sertifikasi halal tapi merekomendasikan lima yayasan atau asosiasi yang berkualifikasi dapat dipercaya memberikan sertifikasi halal untuk produk.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan