179 Rumah Sakit di Jepang Terancam Bermasalah Jika Terjadi Bencana Alam
Sebanyak 179 rumah sakit di Jepang terancam bermasalah jika terjadi bencana alam di Jepang seperti gempa bumi.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hasil penelitian dan survei Kementerian Kesehatan Tenaga Kerja Kesejahteraan Jepang baru-baru ini menunjukkan bahwa 179 rumah sakit di Jepang bermasalah jika terjadi bencana alam di Jepang seperti gempa bumi.
Dari 676 rumah sakit yang ditunjuk khusus untuk melayani korban bencana alam di Jepang, 179 rumah sakit diduga kuat akan bermasalah jika muncul bencana alam Jepang seperti gempa bumi. Rumah sakit tersebut akan bermasalah tidak bisa diakses karena akan banjir di sekelilingnya, sehingga mobil rumah sakit terputus aksesnya dari danrumah sakit tersebut.
Apabila ada tsunami sebanyak 21 rumah sakit Jepang akan terancam pula terhempas tsunami besar, merusak rumah sakit tersebut yang berada dekat laut Jepang. Lalu 15 rumah sakit Jepang terancam akan rusak berat kalau ada gempa bumi.
Kemudian sebanyak 11 rumah sakit akan terancam dari kebocoran air pipa saluran air pecah sehingga menggenangi rumah sakit saat bencana alam. Sebanyak 8 rumah sakit karena dekat pegunungan yang aktif terancam tak bisa beroperasi baik kalau gunung tersebut meletus. Dan 4 rumah sakit akan terancam dari longsoran tanah karena dekat perbukitan dan daerah longsor.
Agustus tahun lalu misalnya, rumah sakit di Fukuchiyama Perfektur Kyoto terendam air agak tinggi karena hujan sangat lebat saat itu. Akibatnya akses ke rumah sakit terputus.
Antisipasi telah diambil beberapa rumah sakit atas kekurangan tersebut yaitu dengan membangun landasan helikopter di bagian atas gedungnya sehingga akses bisa menggunakan helikopter bagi penyelamatan warga ke rumah sakit.
Bagi yang terancam tsunami kini dilakukan peninggian tanah dan pagar penahan yang tinggi menghadap ke laut agar tsunami tidak menghantam gedung rumah sakit tersebut.
"Apabila bencana alam tiba dan rumah sakit tidak tersedia, atau tak bisa diakses, jelas akan membahayakan nyawa warga Jepang para korban bencana alam nantinya," ungkap Yuichi Koido, Kepala Studi Klinikal Pusat Medis Bencana Alam Jepang.
"Kalau ada rumah sakit dekat lokasi pusat gempa baiknya coba bangun ke daerah lain yang agak jauh dari pusat gempa," katanya.
Ada pula rumah sakit yang mengeluh bahwa pemdanya belum menentukan lokasi pengungsian atau lokasi penanganan para korban apabila terjadi bencana alam. Akibatnya koordinasi dengan rumah sakit pun terputus saat ini.