Pria Ini Ancam Bom Markas Polisi Jepang Pakai Drone dan Gas Sarin

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Markas besar kepolisian Jepang di Kasumigaseki Tokyo mendadak geger Kamis (4/6/2015). Jarum jam menunjukkan pukul 20.55 waktu Jepang, petugas menerima ada ancaman teror bom masuk ke nomor polisi 110.

Tomakazu Ogino (51), dari rumahnya di Nishirokugo, Otaku, Tokyo, adalah pengirim teror bom ke kantor polisi Kamis malam itu. Pria pengangguran itu mengancam membom markas besar kepolisian menggunakan drone, pesawat kecil tak berawak yang dikontrol dari jarak jauh.

Polisi Jepang mengamankan Ogino pada 5 Juni lalu dengan tuduhan berat. "Saya hanya bercanda saja tak tahu kalau jadi begini berat sekali ancaman pidana kepada saya," paparnya kepada polisi.

Entah ancamannya hanya candaan atau tidak, tapi kebencian Ogino terhadap polisi sangat serius. Ia berniat memasangkan bom dan gas sarin di dronenya agar banyak polisi meninggal. "Saya benci polisi," ungkap Ogino.

Setelah menangkap, petugas kepolisian Tokyo mencari drone di rumah Ogino tapi hasilnya nihil. Begitu juga bom seperti ancaman yang disampaikan Ogino saat menelpok kantor polisi.

Belum lama ini sebuah drone jatuh di atas kantor Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Nagatacho Tokyo. Polisi menemukan unsur radioaktif pada sebuah boks kecil yang dipasangkan di drone itu. Operator drone tersebut akhirnya menyerahkan diri ke kepolisian.

Saat ini pihak kepolisian Jepang sedang membuat aturan agar penggunaan drone lebih ketat lagi agar tidak disalahgunakan. Karena drone berpotensi digunakan untuk aksi terorisme yang dapat membahayakan banyak orang.