Pasca Meledaknya PLTN Fukushima Jepang 4 Tahun Lalu, Dampak Radioaktif Masih Kuat
Pengumuman di tempat umum seperti toilet umum bahwa pengendara sepeda atau motor dan pejalan kaki dilarang memasuki wilayah tersebut.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Setelah 4 tahun sejak 11 Maret 2011 gempa bumi dan tsunami di Fukushima dan meledaknya PLTN Fukushima, hingga kini dampak radioaktif masih kuat di Perfektur Fukushima dan menjadikan daerah sekitarnya sebagai Kota Hantu, tak ada yang menghuni walaupun cukup banyak rumah tinggal di sekitarnya.
Tribunnews.com yang meninjau daerah ledakan PLTN terutama antara persimpangan (IC) Tomioka dan (IC) Namie melihat papan sensor pendeteksi radiasi kekuatan radioaktif 5,1 mikro sievert per jam. Padahal ukuran normal hanya sekitar 0,05 mikro sievert per jam.
Sebelum memasuki daerah be-radiasi tersebut, pengumuman terpampang di pinggir jalan dan tempat umum seperti toilet umum bahwa pengendara sepeda atau motor dan pejalan kaki dilarang keras memasuki daerah tersebut.
Polisi pun berjaga di tempat dengan mobilnya yang terus menyalakan lampu biru merahnya berkelap-kelip siap menyetop para pelanggar.
Tentu saja pelanggaran terjadi tidak dengan menilang, tetapi dengan memberitahu dan memperingatkan bahwa mereka memasuki wilayah terlarang, karena bisa saja orang yang bersangkutan tidak membaca, tidak melihat larangan yang ada. Inilah cara pendidikan polisi di Jepang.
Imbauan pemerintah juga dilakukan agar tak menempati tempat tersebut karena masih tingginya kadar radiasi di sana.
Selain itu juga pemerintah menyediakan tempat pengungsian bagi mereka di tempat yang agak jauh meskipun juga masih ada dampak radioaktif 0,2 mikro sievert per jam, di atas kadar normal.
"Pemerintah masih belum beres mengayomi semua korban dan pengungsi. Padahal sudah lebih dari empat tahun lewat. Kenyataan masih ada pula yang belum dapat ganti rugi dari pihak pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut," kata sister Hatanaka Chiaki, RSCJ dari ordo Sacret Heart khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (26/6/2015).
Pengaruh radiasi memang masih menghantui penduduk Fukushima. Anak-anaknya yang kecil tetap saja disekolahkan di Taman Kanak-Kanak di Fukushima karena selama ini keluarga lahir dan dibesarkan di sana. Masih cinta kampung halamannya walaupun berantakan hingga kini akibat meledaknya PLTN Fukushima yang dioperasikan oleh Tepco.
"Sampai kapan mereka akan tenang terhadap pengaturan radiasi masih belum jelas dan penderitaan akan terus berlangsung tak henti di tengah ketidakpastian keamanan dampak radiasi tersebut," kata Hatanaka.