Stadiun Nasional Jepang Dirancang Ulang
Diharapkan tahun 2019 telah selesai sehingga bisa dipakai untuk 2019 Rugby World Cup.
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Rancangan pembangunan gedung stadiun olahraga nasional Jepang di Tokyo dirancang ulang mulai dari "zero base", mulai dari awal kembali. Dibutuhkan sekitar enam bulan, lalu 50 bulan pembangunan dimulai. Diharapkan tahun 2019 telah selesai sehingga bisa dipakai untuk 2019 Rugby World Cup.
"Karena banyak keluhan dari masyarakat dan para atlit, pembangunan gedung stadiun nasional dirancang kembali mulai zero base," papar PM Jepang Shinzo Abe sore ini (17/7/2015) kepada pers.
Abe menekankan masih ada ada waktu dan masih keburu dengan rancang ulang ini yang berarti desain arsitek internsional Zaha Hadid akan ditinjau ulang juga.
"Dimulai dari awal segala sesuatu dan hal ini kami yakin bisa diterima oleh masyarakat, lalu dibuat dengan biaya yang bisa ditekan rendah serta rancangan terbaik yang cantik. Mudah-mudahan nantinya bisa tepat waktu untuk Olimpiada dan Paralympic tahun 2020 mendatang," tambah Abe lagi.
Profesor Kehormatan Universitas Tokyo, arsitek terkenal Jepang Nagaoka Fiber City, Hidetoshi Oono, 66, menyatakan masih keburu dan segala anggaran bisa dibuat dengan nilai 130 miliar yen, "Untuk sebuah desain internasional saya rasa bisa dibuat dengan anggaran maksimal 130 miliar yen dan hal ini sudah cukup baik hasilnya. Semoga saja semua terkejar dan dapat dilakukan dnegan baik tepat waktu nantinya."
Terakhir pemerintah Jepang sempat mengumumkan angka 250 miliar yen untuk pembangunan gedung stadiun nasional tersebut yang membuat masyarakat Jepang kesal sehingga lebih dari 80% dari masyarakat Jepang menurut berbagai survei dilakukan media Jepang, menentang pembuatan tersebut karena terlalu mahal.
Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe berharap kali ini dapat menghasilkan rencana yang jauh lebih baik dan kerjasama lebih baik dengan pemerintah pusat terutama mengenai anggaran pembuatan stadiun tersbeut, "Mudah-mudahan semu alancar terutama mengenai anggaran pembuatan stadiun tersebut," paparnya.
Sebelumnya Gubernur Tokyo sempat "ribut" dengan pemerintah pusat mengenai pembagian anggaran pembuatan yang semula hanya sanggup 50 miliar saja namun diminta pemerintah pusat agar menyumbang lebih besar pula. Demikian pula keributan mengenai desain stadiun yang akhirnya menjadi simpang siur.