Jumat, 19 September 2025

Desa di Jepang Dekat PLTN Fukushima Tak Layak Dihuni

Desa Iitate di Jepang dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima benar-benar tak layak dihuni

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Dari Kiri penerjemah wanita, Yasushi Tadano (Pengacara desa Iitatemura), Mamoru Sekiguchi, pengkampanye Green Peace Japan, Jan Vande Putte, Penasehat Proteksi Radiasi Green Peace, pengurus Klub Wartawan Pers Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Desa Iitate di Jepang dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima benar-benar tak layak dihuni dan bahkan ada bagian hutannya yang cukup luas tidak mendapat perlakuan cukup dari Pemerintah Jepang.

"Ada bagian yang berhutan cukup luas di desa Iitate itu yang belum tersentuh pengerjaan de-komposisi untuk mengurangi radiasi nuklir di situ. Jadi kalau didiamkan sebenarnya akan berbahaya sekali nantinya bagi rakyat setempat yang datang kembali ke sana. Praktis tak bisa ditinggali lagi karena tingkat radiasi tinggi di atas normal," ujar Jan Vande Putte, Penasehat Proteksi Radiasi Green Peace, dalam jumpa persnya Selasa (21/7/2015).

Mamoru Sekiguchi yang juga Greenpeace Japan Energy Campaigner menyatakan hal yang sama.

"Praktis yang kembali saat ini hanya orangtua dan yang bisa menyetir kendaraan. Sedangkan generasi muda tak mau balik ke desanya, apalagi anak-anak mereka karena radiasi yang masih tinggi. Tak mungkin mereka terus saja berada di dalam rumah, sementara di luar rumah radiasi masih tinggi," katanya.

Saat ini tingkat radiasi di desa Iitate 283% lebih dari 10 mikrosievert oer jam, 37,76% antara 2-3,8 mikrosievert per jam dan 25,8% antara 1-2 mikrosievert per jam.

Sedangkan tingkat radiasi normal bagi orang biasa hanyalah 0.05 mikrosievert per jam.

Pengacara lebih dari 3000 orang penduduk Iitatemura, Yasushi Tadano mengatakan, "Jurang antara penerima kompensasi tinggi dan rendah semakin besar bahkan kini mereka hidup dalam keadaan menderita sekali terpisah dari yang lain. Kasus masyarakat Iitate bukti terabaikannya masyarakat Jepang sama seperti kasus polusi Ashio dan kasus penyakit Minamata. Kita tak dapat membiarkan hal ini terjadi lagi."

Tribunnews.com sendiri akhir Juni 2015 juga ke daerah dekat Iitatemura tersebut yaitu ke Minami Soma di Fukushima dengan tingkat radiasi juga masih tinggi sekitar 5,2 mikrosievert per jam yang berarti sedikitnya 100 kali lebih tinggi dari tingkat biasa.

Penduduk setempat pun mengakui banyak saudara dan temannya yang tak mau kembali ke sana meskipun telah empat tahun berlalu karena tingkat radiasi masih tinggi.

Jumlah pelajar terutama taman kanak-kanak sangat sedikit sekali karena diungsikan ke luar Fukushima menjauhi daerah pengaruh radiasi dititipkan ke tempat saudaranya.

"Jumlah anak-anak sudah teramat sedikit saat ini karena orangtuanya juga tak mau kembali. Sedangkan yang ada di sini tampaknya memikirkan untuk memindahkan mereka ke luar Fukushima agar dapat hidup dengan normal jauh dari pengaruh radiasi," ujar Kepala CTVC Caritas Haramachi Base, Minami Soma Perfektur Fukushima, sister Hatanaka Chiaki, RSCJ dari ordo Sacred Heart, khusus kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan