Pemuda Asal Medan Berhasil Masuk Sekolah Akuntansi di Jepang
Setelah mendapat tentangan ayahnya, Faisal akhirnya berhasil izin sekolah bahasa Jepang di Yayasan Jissho Medan lima bulan dan menuju Osaka.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Faisal, seorang remaja asal Medan punya semangat besar untuk bisa belajar di Jepang setelah gagal masuk di Universitas Sumatera Utara (USU).
"Ayah saya semula menentang saya belajar di Jepang. Jangankan di Jepang, ke Medan saja saya nggak boleh karena terlalu jauh empat jam dari rumah ke Medan," kata Faisal lulusan SMK swasta Al ma'shum Sidodadi Kisaran Barat, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (28/7/2015).
Setelah mendapat tentangan ayahnya, Faisal akhirnya berhasil izin sekolah bahasa Jepang di Yayasan Jissho Medan lima bulan dan menuju Osaka untuk melanjutkan bahasa Jepang.
"Syukurlah saya sudah lulus N3 dan baru selesai ujian N2. Mudah-mudahan lulus ya. Sekolah Jepang sudah selesai dan sejak 1 April lalu berhasil masuk sekolah akunting di Osaka," lanjutnya.
Kelahiran 25 Mei 1996 ini sedang berpikir setelah lulus sekolah Akunting apakah bekerja atau melanjutkan Universitas di Jepang.
"Masih bingung, belum tahu nanti 2017 setelah lulus mau kerja atau ke universitas. Pikir-pikir dulu deh, sementara saya mau fokus belajar dulu agar jadi the best di sekolah akunting ini," tambahnya.
Faisal baru dua tahun di Jepang tapi kini sudah terbiasa dengan kehidupannya. Bahkan kehidupannya ditunjang sendiri dengan kerja sambilan tiap hari. Apalagi sekarang masih liburan dan masuk 17 Agustus mendatang.
"Alhamdullilah kadang bisa dapat 130.000 yen per bulan sehingga bisa untuk hidup dan biaya sekolah sendiri," paparnya.
Kenyataan yang berat hidup di Jepang tetapi bisa menikmatinya kalau rajin bekerja dan belajar membuatnya semakin semangat hingga kini.
"Di Jepang kelihatan penghargaan kepada kita, kalau mau rajin bekerja dan belajar pasti ada hasilnya yang baik bagi kita. Demikian pula ikut semua aturan dan hukum yang ada di Jepang sangatlah penting," katanya.
Anak muda yang masih 19 tahun ini mungkin bisa menjadi contoh bagi anak muda Indonesia lainnya untuk lebih semangat dan mau maju dalam kehidupannya untuk memilih Jepang sebagai pilihan hidupnya, belajar dan bekerja dengan baik di negeri Sakura.
Bagi yang ingin kontak dengan Faisal silakan buka Facebook nya di: smiker huns m atau akun instagram : @smikerhunsm