Chintya Fabiola Bingung, Peserta Tak Bisa Bahasa Inggris Tapi Masuk 10 Besar Miss International
Chintya Fabiola bingung tak bisa masuk 10 besar final Miss Internasional padahal di antara para peserta ada yang tak bisa berbahasa Inggris.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Miss Indonesia Chintya Fabiola (20) bingung tak bisa masuk 10 besar final Miss Internasional padahal di antara para peserta ada yang tak bisa berbahasa Inggris.
"Saya sih sudah berusaha semaksimal mungkin. Bingung kok ada orang yang tak bisa bahasa Inggris bisa masuk 10 besar final Miss Internasional. Padahal ada yang jauh lebih baik bahasa Inggris nya dan sebagainya seperti Miss Honduras dan sebagainya," ungkap Chintya khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (6/11/2015) di bandara internasional Haneda menuju keberangkatannya kembali ke Jakarta.
Selain itu Chintya juga mempertanyakan miss dari Jepang bisa menjadi Miss National Costume.
"Padahal pakaiannya biasa saja sih saya lihat. Jadi saya tak mengerti bagaimana sebenarnya penilaian dewan juri, apa sih yang dilihat dan dijuri sebenarnya?" tambahnya.
Acara 2015 Miss International World Congress kemarin akhirnya memutuskan miss dari Jepang, Arisa Nakagawa (19) menggunakan kimono, sebagai pemenang Miss National Costume. Tahun lalu (2014) gelar ini dipegang oleh Elfin Pertiwi Rappa dari Indonesia.
Acara diikuti 72 negara dan Miss Venezuela, Edymar Martinez (20) berhasil menjadi Miss International terbaik, disusul empat Runner-up, yang pertama adalah dari Honduras, Jennifer Valle (21), kedua dari Kenya, Eunice Onyango (22), ketiga dari Vietnam, Phim Hing Thúy Vân (22) dan keempat dari Amerika Serikat, Linsday Becker (25).
Juri juga memutuskan Janiseru-Rubina (21) dari Filipina sebagai Miss Best Dressed.
Aktris Jepang Norika Fujiwara, Bando Mariko dari Universitas Wanita Showa, perancang Junko Koshino dan Valerie Hernandez Matthias dari Puerto Rico, memberikan penilaian yang sangat ketat dalam acara miss international kali ini.