Kamis, 18 September 2025

Telepon Canggih Picu Makin Maraknya Kasus Tosatsu di Jepang

Kasus Tosatsu (film tersembunyi yang merekam bagian sensitif wanita) di Jepang saat ini membengkak hampir dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Gambar sebuah film Tosatsu (perekaman film tersembunyi bagian sensitif wanita) yang disebarluaskan di sebuah media internet film porno Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus Tosatsu (film tersembunyi yang merekam bagian sensitif wanita) di Jepang saat ini membengkak hampir dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.

Tahun 2010 mencapai 1.741 kasus tapi kini mencapai sedikitnya 3.265 kasus tercatat resmi di kepolisian Jepang.

"Penyebaran luas ponsel yang sangat canggih saat ini dengan kejelasan lensa yang canggih menjadikan film yang bagus walau diambil dengan kamera ponsel, menjadi salah satu pendorong orang yang berpikiran kotor untuk melakukan tosatsu," kata sumber Tribunnews.com, Kamis (10/12/2015).

Namun pelebaran kasus Tosatsu ini bukan hanya sampai di situ. Muncul pula pemerasan terhadap orang yang melakukan tosatsu oleh orang yang memang bekerja di bidang pemerasan tersebut.

Misalnya jam 2 siang tanggal 7 November lalu, dua orang yang menyaksikan seorang karyawan kantor melakukan tosatsu terhadap seorang wanita yang sedang naik eskalator (tangga berjalan) di toserba Lumine Est Shinjuku, mendadak menghentikan karyawan kantor tersebut (sang fotografer tosatsu).

Kedua orang itu memberikan dua pilihan. Pertama membayar denda satu setengah juta yen atau kedua, bersama mereka ke kantor polisi.

Ternyata karyawan kantor yang melakukan tosatsu malah melakukan hal lain. Dia minta izin sebentar untuk menelepon dan dia langsung menelepon polisi nomor 110.

Pihak Kantor Polisi Shinjuku segera datang dan menangkap kedua orang itu dengan tuduhan melakukan tindak pidana pemerasan. Keduanya yaitu Koichi Hiroki (47) dan Tsuyoshi Iizuka (46).

Untuk kasus di Shinjuku, eskalator dari Lumine Est telah mengumpulkan popularitas besar di antara penggemar di internet sebagai tempat panchira (mengintip pakaian dalam wanita) karena kebanyakan yang datang ke sana mayoritas adalah wanita.

Kejadian pemerasan tersebut menurut sumber Tribunnews.com bukanlah pertama kali terjadi.

Tahun lalu, polisi di Osaka menangkap pasangan pemburu tosatsu untuk memeras juga di sebuah toserba di kawasan Umeda Osaka.

Kejahatan pemerasan ini membuka mata para anggota mafia Jepang (yakuza) untuk menjadi "pemburu tosatsu" karena biasanya mereka akan jadi malu dan berani mengeluarkan uang jutaan yen, cara mudah dan dapat uang banyak memeras seseorang.

"Sindikat kejahatan mencari cara-cara baru untuk mengumpulkan pendapatan, mungkin termasuk penipuan tosatsu tersebut," ungkap Kiyotaka Takahashi, Inspektur Polisi Tokyo baru-baru ini.

Info yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan