Jumat, 19 September 2025

Imam Masjid Jepang Sayangkan Pembunuhan Warga oleh ISIS

Taqy menyayangkan pembunuhan warga Jepang Januari tahun lalu, Kenji Goto oleh ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Taku Takazawa, kelahiran Koiwa Tokyo 14 Maret 1972, Imam Masjid Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Banyak orang Jepang yang kini memeluk agama Islam. Namun sangat langka orang Jepang menjadi imam masjid di Jepang.

Padahal semula orang Jepang ini adalah sosok anak nakal, berandalan dan akhirnya menjadi mualaf dan menjadi imam masjid, memimpin salat bagi banyak orang hingga kini.

"Dulu saya anak berandalan, nakal. Tapi sejak saya naik haji ke Mekah tahun 2007 dan kini menjadi imam masjid di Jepang, ya beginilah kehidupan saya saat ini," kata Taku Takazawa, kelahiran Koiwa Tokyo 14 Maret 1972, dengan nama Islam, Sheikh Abdullah Taqy Takazawa, khusus kepada Tribunnews.com, Minggu (21/2/2016).

Taqy, nama panggilan akrabnya, menyayangkan sekali pembunuhan warga Jepang Januari tahun lalu, Kenji Goto oleh ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

"Pembunuhan itu bukanlah dilakukan oleh orang yang mengaku Islam, karena Islam tak mengenal pembunuhan seperti itu. Sangat disayangkan sekali kejadian tersebut sehingga warga Jepang meninggal dibunuh ISIS," paparnya.

Meskipun demikian Taqy juga mengingatkan agar kita melihat semua pihak terkait, mengapa bisa terjadi hal tersebut.

"Mengapa ISIS bisa muncul dan keras seperti itu, semua ada sebab akibatnya. Juga kita perlu melihat posisi pemerintah Jepang sendiri mengapa tak bisa menyelamatkan warganya. Semua punya posisi masing-masing dan semua punya rahasia yang kadang tak bisa diungkap kepada umum. Namun kita orang Jepang jelas sangat sedih sekali atas pembunuhan oleh ISIS tersebut," jelasnya lagi.

Setelah pulang dari Mekah tahun 2007, Taqy akhirnya menjadi imam sebuah masjid di Kabukicho hingga tahun 2012. Dia memimpin salat setiap Jumat yang dihadiri beberapa orang.

"Mulai tahun 2013 karena keadaan masjid juga sudah semakin buruk perlu renovasi lebih lanjut, kita salat di berbagai tempat. Yang penting ada tempat salat bersama, ada beberapa orang tak masalah bagi saya. Terpenting adalah hati kita menghadap lurus ke Allah selalu," katanya.

Penguasaannya terhadap Alquran sangat baik, dipelajari dengan sangat baik, dihafal, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Jepang yang akhirnya dibuatnya beberapa lembaran dalam bahasa Jepang agar dimengerti isi Alquran oleh orang Jepang di saat berkumpul dan salat bersama.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan