Pemain Bulutangkis Jepang Dipecat karena Ketahuan Main Judi Kasino
Momota dilarang masuk kantor 30 hari, Tago dipecat.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua pemain bulutangkis Jepang dari Team NTT Timur (Nippon Telegraph and Telephone East), Kento Momota (21) dan Kenichi Tago (26) mendapat hukuman sangat berat.
Momota dilarang masuk kantor 30 hari, Tago dipecat.
"Kami minta maaf sedalamnya atas kejadian ini," ujar pimpinan NTT East dalam jumpa pers siang ini, Senin (11/4/2016).
Sementara kedua pemain juga meminta maaf kepada masyarakat sambil menangis atas ketidaknyamanan yang diperbuatnya selama ini terutama bermain judi kasino yang dikelola organisasi mafia Jepang (Yakuza) khususnya oleh Sumiyoshikai di masa lalu.
Akibat keterlibatan judi kasino tersebut, Momota dilarang masuk kerja 30 hari dan Tago terpaksa harus di PHK dari kantornya NTT East.
Tago yang dianggap bersalah ikut judi lalu mengajak Momota sehingga kelakuannya yang dianggap paling berbahaya bisa mencoreng nama baik perusahaan tersebut membuatnya di PHK perusahaan telekomunikasi terbesar Jepang ini.
Tempat kasino tersebut sebenarnya telah digerebek polisi Metropolitan Tokyo bulan April tahun lalu.
Mei 2015 polisi menangkap Mitsuo Seki (60), pimpinan Yakuza kelompok Sumiyoshikai pada saat dia merekomendasikan tamunya memasuki lokasi judi tersebut.
Setelah penggerebekan tersebut, kasino malah membuka kembali operasinya November 2015.
Antara bulan Februari dan April 2015 operasi kasino tersebut berhasil menarik keuntungan sedikitnya 100 juta yen dari sekitar 380 tamu yang datang.
Sedangkan Seki telah memasukkan sekitar 10 persen dari jumlah tamu tersebut atau sekitar 38 orang tamu dari Seki. Daftar tamu telah disita pihak kepolisian Tokyo.
Kamis (7/4/2016) pagi kedua atlet tersebut tiba di bandara internasional Narita setelah bertanding di kejuaraan bulutangkis Malaysia.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.