Jumat, 19 September 2025

Anggaran Pertahanan Jepang Naik 1,8 Persen hingga Tahun 2018

Anggaran pertahanan Jepang yang besarnya sekitar 5 triliun yen, ternyata tiap tahun diproyeksikan naik 1,8 persen setidaknya untuk Program Pertahanan.

Editor: Dewi Agustina
NHK
Persenjataan PAC-3 Anti Peluru Kendali Udara di markas pertahanan Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Anggaran pertahanan Jepang yang besarnya sekitar 5 triliun yen, ternyata tiap tahun diproyeksikan naik 1,8 persen setidaknya untuk Program Pertahanan Jangka Menangah (MTDP).

Data yang diperoleh dari sumber Tribunnews.com memperlihatkan MTDP tahun fiskal 2014 sampai denga tahun fiskal 2018 anggaran mencapai 24 triliun yen 670 miliar yen.

Pengeluaran (belanja negara bidang) pertahanan Jepang yang semula turun dari dari fiskal 2001, merosot terus hingga tahun fiskal 2012.

Belanja negara tersebut akhirnya meningkat lagi terus menerus sejak tahun fiskal 2013 dengan pertumbuhan antara 0,8 persen hingga 2,2 persen per tahun.

Jumlah pembelian persenjataan Jepang pun akan meningkat di masa depan sejak tahun fiskal 2013.

Misalnya di bidang angkatan laut (MSDF) kapal perusak dari 47 unit diharapkan akan menjadi sedikitnya 54 unit. Di antaranya 8 unit kapal perusaha akan diperlengkapi dengan Aegis, sistim tercanggih anti serangan peluru kendali.

Kemudian kapal selam yang semula 16 unit di masa depan akan ditingkatkan menjadi 22 unit kapal selam tercanggih Jepang dengan kelengkapan teknologi terbarunya.

Lalu pesawat terbang sergap (combat) yang kini sekitar 170 unit kemungkinan juga akan semakin diperbanyak.

Pengembangan persenjataan juga untuk angkatan udara (ASDF) dengan kapal sergap dari semulai 340 unit akan menjadi 360 unit. Demikian pula pesawat tempur (fighter) yang semula 200 unit akan menjadi 280 unit.

Keamanan nasional Jepang dengan dua fondasi pemikiran. Pertama, karena akhir-akhir ini semakin banyak ancaman dari luar sehingga perlu proaktif dengan prinsip kerja sama internasional.

Alasan fundamental kedua, adanya harapan dan permintaan masyarakat internasional agar Jepang memainkan peranan proaktif lebih baik lagi dalam menjadi perdamaian dan stabilitas dunia.

"Dua hal mendasar itulah yang membentuk filosofi Proaktif Bagi Kontribusi Perdamaian yang berdasarkan kerja sama internasional," ungkap sumber Tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan