Kamis, 18 September 2025

Bunga Bangkai Langka dari Indonesia Mekar di Jepang

Lalu apa yang membuat bunga bangkai bisa berkembang baik di Jepang?

Editor: Johnson Simanjuntak
Berita Pertanian Jepang
Bunga bangkai dari Sumatera Indonesia sedang mekar di Tsukuba Botanical Garden Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit atau Amorphophallus titanum Becc baru saja mekar Minggu 14 Agustus 2016 malam di Tsukuba Botanical Garden (TBG) Jepang. Ketiga kali untuk bunga yang sama sejak 2012, dan 2014.

"Ini langka sekali, dua tahun berturut-turut mekar di TBG ini. Padahal bunga bangkai ini biasanya mekar sekali dalam 7 tahun atau 10 tahun, cukup lama memang. Jadi mekar tiga kali berturut-turut ini pertama kali di Jepang," ujar peneliti senior khusus bunga bangkai Tomohisa Yukawa dari Museum Nasional Alam dan Sains TBG khusus kepada Tribunnews.com malam ini, Selasa (16/8/2016).

Yukawa telah meneliti bunga bangkai sedikitnya 10 tahun terakhir ini dan menurutnya sangat menarik, sangat penuh tantangan meneliti bunga yang dari Sumatera Indonesia ini.

"Itu bukan dari Jepang, tapi bunga dari Indonesia. Dengan teknologi biotek yang ada di Jepang kami yakin dapat mengembangkan dengan baik bunga bangkai Indonesia ini di Jepang," ujarnya.

Namun sampai sekarang hanya memperoleh tiga benih dari tiga kali mekar di TBG, jadi butuh banyak bunga bangkai untuk penelitian lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan 100% pengembangbiakkan bunga bangkai di Jepang.

"Jadi kalau kita bisa terima lebih banyak lagi bunga bangkai dari Indonesia, misalnya, untuk penelitian, itu akan sangat membantu sekali, karena kami yakin sekali di Jepang bisa kami lestarikan dan kami kembangkan lebih lanjut dengan teknologi yang ada di Jepang," ujarnya.

Lalu apa yang membuat bunga bangkai bisa berkembang baik di Jepang?

"Jepang memiliki empat musim jadi sangat bahaya terutama saat musim dingin. Oleh karena itu kita harus bisa pertahankan nilai kelembaban dan suhu udara panas antara 20-30 derajat sepanjang waktu. Kalau terlalu dingin atau terlalu panas tentu akan segera mati," katanya.

Oleh karena itu pemeliharaan selama ini di Jepang sangat membutuhkan uang guna dapat mempertahankan suhu udara yang sama tersebut selama 365 hari.

Demikian pula saat istirahat di dalam tanah sekitar empat sampai lima bulan, menurutnya harus dijaga kelembaban dan airnya, jangan kebanyakan siram air.

Maka bisa jadi seminggu mungkin hanya dua atau tiga kali saja disirami air tergantung perkembangan tanaman itu lebih lanjut pula.

Jadi harus bisa melihat perimbangan tanaman dan kelembaban yang ada.

Sejak mekar hari minggu lalu, setiap hari TBG dikunjungi sedikitnya 3000 pengunjung untuk bisa melihat bunga bangkai yang langka ini.

Besok diperkirakan sudah layu sehingga bunga yang tegak dengan tinggi sekitar 238 cm, dan berdiameter 101 cm, serta berat sekitar 60 kilogram, kemungkinan akan jatuh dan terbuka nantinya melayu pada akhirnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan