Rabu, 17 September 2025

Yakuza Jepang Mulai Kuasai Bidang IT

Bidang bisnis IT yang banyak dikuasai kalangan muda juga sudah dimasuki kalangan yakuza Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
David Suzuki Direktur Blackpeak yang bermarkas di Hongkong, Kepala Blackpeak Tokyo, perusahaan keamanan dan investigasi. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selain bidang konstruksi yang dikuasai kalangan mafia Jepang (yakuza), kini bidang bisnis IT yang banyak dikuasai kalangan muda juga sudah dimasuki kalangan yakuza Jepang.

"Yakuza Jepang menguasai sekali bidang konstruksi, bisnis yang sangat raksasa melalui anak-anak perusahaan terselubungnya sebagai sub kontraktor berbagai macam anak usaha. Hal ini jelas tak akan dapat dihindarkan dalam bisnis proteri dan konstruksi di Jepang karena menyangkut uang besar. Namun kini bisnis IT juga mulai dirambah kalangan yakuza," kata David Suzuki, Direktur dan Kepala Blackpeak Tokyo, perusahaan konsultan risiko keamanan dan investigasi yang bermarkas di Hongkong, Rabu (24/8/2016).

David melihat bisnis IT yang sangat menjanjikan saat ini, cepat menghasilkan uang juga, menggiurkan kalangan yakuza sehingga mulai merambah masuk ke bisnis IT.

Para anak muda pebisnis IT mulai didekati dan bahkan generasi muda Yakuza pun sudah mulai banyak berbisnis IT, sehingga risiko bisnis ini sebenarnya perlu diperhitungkan banyak orang, termasuk perdagangan saham bisnis IT.

Dunia yakuza agar tak dapat terdeteksi kalangan otoritas keuangan, banyak melakukan transaksi tunai ketimbang lewat perbankan. Padahal anggota yakuza dilarang membuka akun bank. Apabila ketahuan polisi jelas akan ditangkap dan akun bank diblokir pihak otoritas keuangan.

Melalui bisnis IT yakuza banyak bertransaksi di berbagai bidang. Sumber Tribunnews.com yang lain mengungkapkan penjualan tiket konser musik sampai mencapai jutaan yen per lembar per orang. Padahal dijual resmi hanya sekitar 75.000 yen untuk sebuah konser band Jepang yang terkenal.

Tiket tersebut dijual biasanya lewat pelelangan Yahoo dan bisnis jual beli online lainnya di Jepang.

Akibatnya kini banyak artis yang merasa dirugikan dengan percaloan harga jual tiket yang sangat melonjak tersebut.

Para artis bersatu menentang percaloan tersebut dengan melaporkan hal ini kepada pemerintah agar diambil tindakan semestinya karena dianggap merugikan masyarakat (fansnya) dan juga para artis sendiri.

Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan