Kamis, 18 September 2025

Mantan Wartawan Jepang Kaget Kasusnya Tak Diperhatikan Presiden Korea

Seorang pejabat tinggi Korea sekitar tanggal 7 April 2015 melaporkan kasus Kato bahwa Kato akan pulang ke Jepang tanggal 14 April 2015.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Mantan Kepala Biro koran Sankei Jepang, Tatsuya Kato 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Kepala Biro koran Sankei Jepang, Tatsuya Kato, merasa terkejut setelah tahu kasus penghukumannya di Korea yang membuat ribut dunia ternyata tidak diketahui dan tak diperhatikan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye.

"Saya baru tahu setelah dapat konfirmasi dua sumber saya orang Korea bahwa Park sempat kaget setelah mendapat laporan pejabat tinggi istana yang dekat dia, bahwa saya mau dipulangkan ke Jepang," ujar Kato siang ini kepada pers, Rabu (16/11/2016).

Seorang pejabat tinggi Korea sekitar tanggal 7 April 2015 melaporkan kasus Kato bahwa Kato akan pulang ke Jepang tanggal 14 April 2015.

"Loh orang itu masih ada di Korea ya?" tanya Park keheranan kepada pejabat tinggi tersebut.

Jawaban tersebut telah dikonfirmasi Kato kepada beberapa sumbernya dan tidak salah kalau Park ternyata kaget mendengar Kato masih ada di Korea.

"Ini berarti semua hal mengenai saya Park tidak tahu dan yang men skenario kan hanya kalangan dekatnya saja tanpa memberitahu rinci apa yang terjadi terhadap diri saya. Segala hal termasuk hukuman tampaknya diwayangkan oleh orang lain sekitar Park tanpa sepengetahuan Park. Ini membuat saya kaget. Padahal kasus saya diberitakan ke berbagai negara dengan keprihatinan banyak wartawan dunia pula," katanya.

Kato pernah membuat berita bahwa pada saat kapal Korea (MV Sewol) kandas dan mengakibatkan 300 pelajar meninggal, saat itu Park sedang diduga bersama lelaki (Chung Yoon-hae) pertemuan rahasia, sehingga terlambat 7 jam mengantisipasi kasus tenggelamnya kapal tersebut .

Pemberitaan tersebut dalam bahasa Jepang untuk orang Jepang dan mengutip banyak berita dari Korea pula serta menyebut nama lelaki yang dianggap banyak media di Korea pula sebagai pacar Park.

"Mungkin karena saya menyebut nama lelaki itu saya jadi dituntut ke pengadilan," ujarnya.

Pemerintah Jepang pun sangat prihatin dengan kasus Kato dan diperkirakan memberikan pengaruh pula terhadap percepatan Kato kembali ke Jepang tanggal 14 April 2015, katanya.

Pada hakekatnya Kato baru menyadari kalau persidangan di Korea ternyata lain dengan di Jepang.

"Kalau di Jepang kita cari dulu bukti-bukti yang kuat dan pembicaraan untuk memecahkan masalah bersama, bukan dengan pemikiran untuk penyidangan. Namun kalau di Korea ternyata sudah langsung disudutkan dengan kesalahan tanpa mencari dan membuktikan dulu ada tidaknya kesalahan. Jadi setelah diinterogasi pihak kejaksaan tiga kali, masing-masing sekitar 7-8 jam, langsung masuk pengadilan negeri Seoul."

Keputusan pengadilan hukuman penjara 18 bulan namun kemudian hukuman dilakukan dengan larangan ke luar dari Korea. Dan berkat perhatian Pemerintah Jepang terhadap kasusnya, Kato akhirnya boleh pulang ke Tokyo kembali.

"Saat ini saya di divisi sosial masyarakat sebagai redaktur Senior Writer. Perusahaan Sankei membantu semua upaya penanganan mental saya serta biaya-biaya ditanggung perusahaan. Saya berterima kasih," ujarnya.

Mulai kini Kato (50) lulusan Universitas Komazawa bergabung dengan Sankei tahun 2010 dan Kepala Biro Tokyo antara tahun 2011-2014 kembali akan fokus bekerja sebagai wartawan senior bidang sosial kemasyarakatan setelah penuh tekanan mental akibat ditahan pihak Korea Selatan dua tahun lalu dan mengakui agak trauma juga dengan kejadian tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan