Punya Anak Tinggal di Okutama Jepang, Serba Gratis
Lalu setahun para pelajar dapat tambahan 5.000 yen untuk uang taksi kalau ada hal darurat bisa digunakan.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Punya anak kecil kalau tinggal di kota Okutama Jepang yang ada di sebelah barat kota Tokyo, berbagai hal serba gratis dapat dinikmati, mulai uang sekolah, pengobatan dan sebagainya.
"Mulai taman kanak-kanak sampai SMA sekolah gratis. Bahkan pakan sagrat," Kazutaka Nijima Kepala Bidang Kepemudaan pemda Okutama khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (15/2/2017).
Uang masuk sekolah pun sangat murah. Taman kanak-kanak cuma 10.000 yen, Sekolah Dasar 20.000 yen, dan SMP 40.000 yen dan SMA 50.000 yen. Itu saja dan setelah itu tak ada uang sekolah lainnya, segalanya gratis.
Lalu setahun para pelajar dapat tambahan 5.000 yen untuk uang taksi kalau ada hal darurat bisa digunakan.
Biaya perjalanan untuk tukar menukar kebudayaan ke luar negeri, ke Australia misalnya, hampir 80% dibiayai kota tersebut sisanya 20% bayar sendiri.
"Jumlah penduduk hanya 5282 orang di kota ini dan separuhnya lelaki separuh wanita. Orang asing ya antara 20-30 orang saja mayoritas orang China memang. Tidak ada orang Indonesia," jelasnya lagi.
Anggaran uang pemda tersebut sekitar 6,2 miliar yen dari pemda Tokyo dan dari pemerintah pusat Jepang, plus pajak lokal setempat.
Lalu mengapa banyak dibuat gratis demikian?
"Agar banyak yang tinggal di kota ingi mengingat jumlah orang tua sudah meningkat banyak, sekitar 48,7% usia lanjut 60 tahun atau lebih. Jadi perlu peremajaan," paparnya lagi.
Kalau sudah ke universitas dan bekerja lalu menikah apakah tidak banyak yang ke luar dari kota tersebut?
"Memang ada yang ke luar tetapi banyak yang kembali dan bahkan membawa anak-anaknya seperti belum lama ini ada sekitar88 orang datang menetap kembali ke Okutama kebanyakan anak muda sehingga diharapkan kota ini dapat terjaga kelangsungan hidupnya.
Kota ini sangat indah dengan alamnya, baik pohonnya, hutannya yang rindang, dan dulu banyak menghasilkan arang untuk bahan pembangkit energi dan sebagainya.
Universitas tidak ada di sana sehingga penduduk harus ke luar dari kota itu bagi yang mau masuk universitas.
"Namun Oktober nanti akan didirikan sekolah bahasa Jepang dan sekolah IT sehingga banyak orang terutama orang asing bisa dilatih di sana nantinya."