Menteri Jepang Ingin Memasukkan Tenaga Kerja Asing Spesialis
Apabila pekerja biasa maka ditakutkan ada kesalahpengertian dari masyarakat Jepang sendiri.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Katsunobu Kato (61), menteri Promosi Dinamik Keterkaitan Masyarakat Untuk Reformasi Kerja dan Persamaan serta Pemberdayaan Wanita Jepang menginginkan tenaga kerja asing yang spesialis masuk banyak ke Jepang. Sedangkan pemagang biasa akan diatur lebih lanjut.
"Jepang memang berkekurangan manusia saat ini. Namun pekerja asing perlu diatur dengan baik supaya tidak ada salah pengertian dari semua pihak," papar Kato khusus kepada Tribunnews.com siang ini, Jumat (12/5/2017).
Memasukkan tenaga kerja asing, menurutnya paling diutamakan di masa depan yang memiliki spesialisasi di bidangnya masing-masing.
"Apabila pekerja biasa maka ditakutkan ada kesalahpengertian dari masyarakat Jepang sendiri. Oleh karena itu kita mesti hati-hati dan hal ini masih dipelajari serta dipertimbangkan maupun didiskusikan lebih lanjut bagaimana pengaturan sebaiknya," lanjutnya.
Olehkarena itulah apabila ada tenaga kerja asing dari luar Jepang diharapkan bisa meningkatkan kualitas kerjasanya dengan baik sehingga saat bekerja di Jepang dapat melakukan dengan baik pula, di samping mempelajari budaya serta segala adat istiadat yang ada di jepang sehingga bisa bergaul dengan baik bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat Jepang nantinya.
Diakuinya lagi, Jepang memang membutuhkan tenaga kerja asing guna mengisi kekosongan yang ada.
"Namun di dalam Jepang sendiri kita mengaktifkan kembali semua pekerja yang sudah pensiun supaya kekosongan bisa terisi kembali pula."
Usia pensiun di Jepang 60 tahun tetapi mulai banyak diperpanjang menjadi 65 tahun saat ini. Bahkan karena kekurangan tenaga kerja lebih dari 65 tahun pun mulai dipekerjakan kembali di beberapa bidang teknologi dan sosial sebagai pembina kepada yang muda-muda.