Menteri Jonan Ingatkan Spekulan untuk Tidak Memonopoli BBM
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengingatkan para spekulan agar tidak lakukan monopoli Bahan Bakar Minyak (BBM) di kota-kota kecil.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hanya ingin Indonesia jadi lebih madani dari pada sekarang dan mengingatkan para spekulan agar tidak lakukan monopoli Bahan Bakar Minyak (BBM) di kota-kota kecil.
"Cita-cita saya cuma satu ya ingin Indonesia jadi lebih madani jauh lebih baik daripada sekarang," kata Menteri Jonan saat diwawancarai para wartawan Indonesia, Minggu (14/5/2017) di Sekolah Republik Indonesia Tokyo.
Selain itu Menteri Jonan juga mengingatkan para spekulan agar tidak melakukan monopoli BBM atau produk energi lain terutama di kota-kota kecil.
"Saat ini harga BBM sama di mana pun, kecuali mungkin di daerah terpencil, ditambah harga transportasi ya tak begitu besar lah," paparnya.
Yang membuat harga BBM mahal itu menurutnya adalah para spekulan yang memonopoli menyimpan BBM untuk kepentingannya sendiri, lalu jadi kosong dan harga jadi mahal.
"Para anggota masyarakat mayoritas kan pro dengan harga BBM yang sama bukan? Harga mahal itu hanya karena ulah spekulan saja," kata dia.
Baca: Menteri Jonan Jelaskan soal Energi Terbarukan kepada Masyarakat Indonesia di Tokyo
Penugasannya dari transportasi ke ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) adalah hal yang tidak banyak berbeda.
"Menurut saya sama saja. Kesan saya sektor energi ini perlu sekali punya semangat keberanian untuk menghasilkan produk lebih efisien. Di Transportasi juga sangat efisien sehingga kompetisi turunkan harga. Namun di kelistrikan BBM masih kurang semangat itu dan saya akan keluarkan supaya lebih semangat lagi kita semua," kata dia.
Menteri Jonan juga melihat soal listrik yang masih seraing byar pet.
"Kalau bisa menciptakan harga listrik murah tetapi juga tidak byar pet mati hidup kan bagus bukan? Akan dan harus semakin kompetitif dong harganya. Tapi kalau bayar mahal listrik itu, ya itu namanya prakarya anak-anak," ujarnya.
Terhadap sistem daur ulang sampah yang menggunakan energi listrik, Menteri Jonan telah memerintahkan PLN untuk membangun PLTSa (pembangkit listrik tenaga surya untuk daur ulang sampah) di berbagai daerah.
"Saya sudah tugaskan PLN untuk membangun PLTSa di semua kota besar," kata Jonan.
PLTSa ini menurutnya tidak dibatasi harganya karena langsung dengan PLN.
"PLN akan beli di harga at cost plus margin. Toh tak akan besar kapasitasnya. Misalnya DKI Jakarta saja dengan lima wilayah pusat, utara, selatan, barat dan timur, paling banyak juga tidak melebihi 25MW atau maksimal ya 30MW," kata Jonan.
Dengan demikian untuk sistem daur ulang sampah akan ditangani langsung oleh PLN terutama di kota-kota besar di Indonesia.