12 Klinik Jepang Dapat Tegoran Keras Karena Terapi Darah Regeneratif Obati Kanker
Mereka mengatakan darah segar itu untuk mengobati kanker. Yang pasti belum terdaftar di kementerian kesehatan dan belum mendapat persetujuan
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebanyak 12 klinik Jepang di Tokyo dan Osaka telah mendapat tegoran keras dari kementerian kesehatan Jepang karena tidak mengindahkan peringatan sejak awal Mei untuk menghentikan terapi darah regeneratif yang dipakai untuk mengobati kanker.
"Mereka mengatakan darah segar itu untuk mengobati kanker. Yang pasti belum terdaftar di kementerian kesehatan dan belum mendapat persetujuan sama sekali," papar sumber Tribunnews.com Kamis ini (29/6/2017).
Pihak kementerian memperkirakan pembuatan darah regeneratif tersebut dilakukan di sebuah tempat di Tsukuba perfektur Ibaraki sejak 2009 lalu melalui agen penjualan di Fukuoka dan Kyoto menyebar ke berbagai klinik di Jepang termasuk yang ada di Tokyo dan Osaka.
Menurut UU Keselamatan Medis Regenerasi Jepang, apabila terkait darah manusia maka diharuskan mendaftarkan ke pemerintah pusat Jepang dan akan diteliti lebih lanjut sebelum dikeluarkan perijinannya.
Dengan tegoran keras ini pihak kementerian kesehatan kini mempertimbangkan untuk melakukan tuntutan tindak pidana terhadap 12 klinik kesehatan di Jepang tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan bekerjasama dengan pihak kepolisian dengan melihat berbagai kemungkinan ada pihak tertentu seperti mafia Jepang (yakuza) yang terlibat di dalamnya.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in
.