Facebook: Apakah data Anda disalahgunakan oleh Cambridge Analytica?
Facebook akan memberi tahu ke para pengguna apakah data mereka dibagikan atau terakses oleh perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica.
Para pengguna Facebook akan mengetahui apakah mereka termasuk dalam 87 juta pengguna yang datanya mungkin dibagikan kepada perusahaan konsultan politik di London, Cambridge Analytica.
Facebook akan mengirim pemberitahuan kepada pengguna tentang 'pembobolan data' ini mulai Senin (09/04) malam.
Setiap pemegang akun akan mendapatkan notifikasi apakah perlindingan data mereka terakses atau tidak.
Raksasa perusahaan media sosial itu mengatakan para pengguna juga akan diperlihatkan aplikasi yang mereka gunakan dan data apa saja yang diperoleh aplikasi tersebut.
- Pendiri Facebook akhirnya minta maaf, janji cegah intervensi pemilu melalui media sosial
- Satu juta data pengguna di Indonesia bocor Menkominfo panggil Facebook
- Khawatir soal eksploitasi data pengguna, muncul seruan hapus akun Facebook
Dalam perkembangan terkait, Facebook membekukan perusahaan analisis data Cubeyou untuk mengetahui apakah data pengguna diambil untuk kepentingan akademis dan kemudian dipakai secara komersial.
Melalui email yang dikirim ke Bloomberg, salah satu wakil presiden Facebook, Ime Archibong, mengatakan aplikasi-aplikasi Cubeyou akan dilarang dipasang di Facebook jika tak bersedia diaudit atau tak lolos investigasi.
Media di AS, CNBC, menduga Cubeyou melakukan seperti apa yang dilakukan Cambridge Analytica, yaitu mengambil data pengguna tanpa izin melalui aplikasi kuis 'You Are What You Like'.
Tuduhan tersebut dibantah oleh Cubeyou dan mengatakan sejak awal memathui aturan Facebook.
Universitas Cambridge membantah
Baik Cubeyou maupun Universitas Cambridge, perguruan tinggi yang diajak kerja sama oleh Cubeyou, menegaskan bahwa aplikasi kuis secara jelas menyebutkan bahwa data pengguna akan dipakai baik untuk kepentingan akademis maupun komersial.
Ditambahkan pula bahwa data ini akan dianonimkan.
Cubeyou mengembangkan aplikasi kuis kepribadian dengan menggandeng Pusat Kajian Psikometeri Universitas Cambridge.
Salah satu peneliti di pusat kajian ini tersangkut kasus Cambridge Analytica karena membantu mengembangkan kuis yang belakangan diketahui memanen data dan data itu dimanfaatkan oleh Cambridge Analytica.
Universitas Cambridge membantah bekerja sama dengan Cambridge Analytica atau perusahaan induknya, SCL.
Pihak universitas juga menegaskan tidak pernah menyediakan data, algoritme maupun kerja-kerja ilmiah untuk Cambridge Analytica.