Pelat Populer Lagi di Jepang, Bangkitkan Industri Rekaman, Transmisi Dari Digital Lewat Internet
Pelat memang lagi naik daun kembali saat ini, peminatnya meningkat drastis
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pelat (phonograph) yang dulu populer lalu tenggelam oleh CD-ROM dan dijital lain, ternyata kini bangkit kembali di Jepang. Bahkan tahun lalu meningkat 133% menjadi 1,06 juta unit penjualan dibandingkan tahun 2016, sesuai data Asosiasi Industri Rekaman Jepang (RIAJ).
"Pelat memang lagi naik daun kembali saat ini, peminatnya meningkat drastis," papar Eiji Morotomi CEO SoundRope yang juga memiliki industri perekaman dari dijital ke pelat sejak enam bulan terakhirnya, menyampaikan khusus kepada Tribunnews.com kemarin, Selasa (24/5/2018).
Upayanya menerima rekaman dari musik atau suara dijital dialihkan oleh Morotomi ke analog ke pelat secara fisik dan didengarkan lewat gramopon yang berputar itu dan menggunakan jarum kita taruh pada pelat berputar sehingga menghasilkan suara.
"Suara dari pelat memang khas dan sangat indah empuk, sangat beda dengan suara dari file dijital yang tajam dan mungkin membuat kuping sakit ya," tambahnya.
Baca: Pulang Pergi Jakarta-Parung Panjang, Bocah Ini Naik KRL Bermodal Rp 4.000 Demi Sekolah
Bisnis model yang dilakukannya sejak enam bulan lalu dengan membuat aplikasi di internet, siapa pun bisa mengaksesnya, lalu si pemesan rekaman pada pelat mengupload file musik atau suaranya ke internet, demikian pula mendesain sendiri cover (sampul) pelatnya, semuanya tinggal klik saja di internet dan diterima file dijital oleh Morotomi dan Hashimoto temannya yang selalu membantunya.
"Dengan peralatan canggih kita, suara dijital kita alihkan dan rekam di pelat menjadi jauh lebih indah apabila diputar ulang pelat tersebut. Setelah selesai dan sampul pelat juga telah kita buat, semua dikirimkan ke pemesan lewat takkyubin dalam negeri Jepang. Keseluruhan proses sekitar 10 hari kerja," jelasnya.
Pembayaran tentu saja lewat kartu kredit di internet baik Visa, Master, JCB dan sebagainya.
"Tahun 2015 selama dua minggu saat mengunjungi Indonesia sebenarnya saya sudah mulai memikirkan adanya ide seperti ini, terima pesanan lewat internet lalu direkam ke pelat dan dijual ke pemesannya. Hal itu saya sampaikan ke teman di Indonesia dan menyambut dengan baik ide tersebut."
Sampai saat ini sejak dioperasikan bisnisnya enam bulan tersebut, pesanan yang diterima sekitar 1000 pelat dan umumnya 60% yang berukuran 12 inch. Lalu ukuran 7 inch dan tersedikit pesanan ukuran 10 inch.
"Harganya mulai 3800 yen, 4800 yen dan 5800 yen untuk pelat ukuran 12 inch. Kebanyakan 60% adalah pesanan rekaman terhadap karya musiknya sendiri. Setelah itu pesanan rekaman untuk acara pernikahan (wedding ceremony) dan juga ucapan selamat ulang tahun dan sebagainya."
Alat perekaman pelat dengan sumber berasal dari dijital dibelinya dari Jerman karena hanya Jerman saja yang memiliki alat tersebut yang terbaik saat ini. Pabrik lain sudah tidak berproduksi tak ada yang menjual alat-alat tersbeut lagi, tambahnya.
Sementara pembuatan sampul pelat tercanggih menurutnya di dunia hanya dia dan satu produsen lagi khususnya untuk sampul pelat ukuran 12 inch.
"Desain sampul bisa dibuat oleh si pemesan sendiri, lalu kita yang mencetak dan me lay-out sehingga cantik dengan kata-kata seperlunya pula sesuai pesanan si pembeli," ungkapnya lagi.