Aneh, Pengungsi Terbanyak Siria dan Rohingya, Aplikasi Visa Suaka Terbanyak ke Jepang Dari Indonesia
Jumlah pengungsi yang banyak saat ini antara lain dari Siria dan Myanmar dengan Rohingya
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Beberapa pejabat dari kementerian kehakiman Jepang merasa bingung setelah melihat dara pengajuan aplikasi visa suaka (namin) sejak tahun 2016.
"Jumlah pengungsi yang banyak saat ini antara lain dari Siria dan Myanmar dengan Rohingya nya, dan tidak ada pengungsi dari Indonesia. Tetapi yang mengajukan aplikasi visa suaka malahan dari Indonesia yang paling banyak tahun 2016," papar sumber Tribunnews.com seorang pejabat pemerintah Jepang hari Rabu ini (9/5/2016).
Data kementerian kehakiman Jepang memperlihatkan jumlah pengaju visa namin (suaka) tahun 2016 terbanyak di Jepang justru dari warga negara Indonesia (WNI) sebanyak 1829 orang.
"Yang kami tahu Indonesia saat ini sangat baik, stabil, tak ada perang, tak ada kerusuhan besar yang berarti, aman, ekonominya juga bagis meningkat dengan baik, tapi mengapa banyak yang mengajukan visa suaka ya?" ungkapnya lagi.
Lepas dari pertanyaannya tersebut, sang pejabat juga memahami tampaknya muncul citra bahwa kerja di Jepang akan mendapatkan penghasilan yang baik. Jadi banyak yang memaksakan ke Jeoang untuk bekerja.
"Jangan paksakan dirilah untuk bekerja ke Jepang kalau caranya tidak benar. Masak mau kerja di Jepang aplikasi visa namin (suaka) ini kan benar-benar ngawur. Olehkarena itu mulai tahun lalu pihak Jepang sudah mulai memberikan perhatian besar kepada WNI, aplikasi tidak bisa dilarang, tetapi hasilnya pasti akan ditolak untuk visa suaka," tambahnya lagi.
Jangankan visa suaka, visa turis saja dari Indonesia akan semakin jadi perhatian imigrasi Jepang yang berada di bawah Kementerian Kehakiman Jepang.
Tidak heran jumlah WNI yang ditolak masuk ke Jepang selama tahun lalu (2017) yang paling banyak jumlahnya.
Dari 7181 orang asing yang ditolak masuk ke Jepang tahun lalu (2017), Warga Negara Indonesia paling banyak yang ditolak masuk mencapai 1420 orang atau sekitar 19,8% dibandingkan warga China yang ditolak masuk sebanyak 1213 orang, warga Thailand 1159 orang dan warga Korea 734 orang.
"Meskipun WNI paling banyak yang ditolak masuk ke Indonesia, namun dibandingkan tahun 2016 penurunan 15,6%, dan tetap terbanyak yang ditolak masuk ke Jepang di tahun 2016," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis ini (29/3/2018).
Dua tahun terakhir, 2016 dan 2017, warga Indonesia paling banyak ditolak masuk ke Jepang dibandingkan warga negara lain.
"Warga Indonesia dicurigai berkecenderungan kabur dan menjadi ilegal setelah tiba di Jepang dengan tujuan mencari kerja di Jepang, akhirnya menjadi pekerja ilegal," paparnya lagi.
Karena adanya trend seperti itulah, tidak sedikit pemegang paspor Indonesia dicurigai masuk ke Jepang, bahkan telah memiliki visa turis sekali pun, sampai di bandara internasional Jepang seperti bandara Narita, dalam pemeriksaannya kemudian dicurigai dan ditolak masuk serta dipulangkan kembali ke Indonesia.
Bahkan ada kejadian seorang WNI yang telah mendarat di Jepang dan menuju antrian imigrasi, mendadak kabur melarikan diri dan sempat kejar-kejaran oleh petugas bandara Narita.