Bayi Baru Lahir Tercemar Campak di Indonesia, Menyebar ke Hiroshima Jepang Korban Jadi 11 Orang
Dalam kurun waktu selama setengah tahun pertama di tahun ini sebanyak 167 orang terkena campak
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, Tokyo - Data dari Kementerian Kesehatan Jepang tampak terlihat dari 1000 orang yang terkena campak, satu orang meninggal dunia atau jadi cacat pendengaran.
"Dalam kurun waktu selama setengah tahun pertama di tahun ini sebanyak 167 orang terkena campak di Jepang termasuk di Okinawa, Fukuoka, Aichi dan sebagainya," ungkap sumber Tribunnews.com Jumat ini (15/6/2018).
Bahkan wabah di Higashi Hiroshima (Hiroshima Timur) pada bulan Februari dan Maret tahun lalu, sebanyak 11 orang terinfeksi campak. Rute infeksi pada saat itu diperkirakan adalah dari bayi berusia 0 tahun yang pertama terinfeksi dari Indonesia kembali ke rumah di Hiroshima, kemudian penyakit tersebar ke supermarket terinfeksi dengan seorang wanita berusia 20-an dan sebuah kamar bayi di mana para wanita mengunjungi. Akibatnya banyak yang terinfeksi campak."
"Pada saat itu, dikatakan bahwa para pemangku kepentingan berjuang untuk mencegah ekspansi itu," ungkap Shuichi Hatano, Pengawas Asosiasi Penyakit Medis Perfektur Higashi Hiroshima.
"Dalam kasus campak, karena terinfeksi hanya dengan berada di ruang yang sama karena udara-terinfeksi, kami mendeteksi melebihi 1000 orang dalam bentuk pengamatan kesehatan di pusat kesehatan masyarakat dalam bentuk pengukuran. Kemudian saat itu ditemukan tujuh dari 11 pasien adalah anak-anak berusia 0 hingga 1 tahun."
Setelah diselidiki ternyata lima orang yang terinfeksi ternyata belum menerima vaksinasi dan anak berusia satu tahun yang sudah divaksinasi tidak membutuhkannya, tambahnya.
Hatano berharap pentingnya vaksinasi sejak berusia 1 tahun.
Tingkat vaksinasi "campak" di perfektur Hiroshima baru 97,8% pada anak berusia satu tahun, 93,6% di kedua kalinya sebelum memasuki sekolah dasar.
Juga pada orang dewasa, akhir 20-an hingga awal 40-an kebanyakan menerima vaksin hanya sekali, jadi perlu berhati-hati, ungkapnya lagi.
"Saat ini campak di Jepang hampir selalu dibawa dari luar negeri, orang dewasa yang memiliki berbagai tindakan, sehingga untuk mencegah membawa masuk, perlu untuk mengkonfirmasi vaksin dan mengkonfirmasi antibodi para warga Jepang saat ini."
Dalam dekade terakhir ini, jenis vaksinasi yang berkewajiban untuk membuat vaksinasi berkala meningkat tajam dari lima menjadi sembilan macam.
"Karena jenis vaksin telah meningkat sangat banyak dalam 10 tahun terakhir, orang tua berpikir bahwa sulit untuk memahami dengan mudah, orang tua yang berpikir bahwa mereka masih memerlukan pengetahuan tentang vaksin sampai batas tertentu," ungkap Miki Mikio seorang Pediatrician.
Selain itu, dikatakan bahwa ada juga efektif untuk vaksinasi apa pun yang tidak wajib.
Juga, untuk menjaga catatan penyakit yang divaksinasi, pemerintah setempat juga menyerukan untuk menghargai buku catatan kesehatan ibu dan anak yang tetap menjadi catatan inokulasi.
Penting bagi orang tua untuk memeriksa kembali catatan vaksinasi dengan buku pegangan kesehatan ibu dan anak.
Juga, memeriksa catatan vaksinasi Anda sendiri sehingga orang dewasa tidak membawa dari luar negeri dan dapat dicegah," ungkap Yukitaka Sakamoto Manajer Divisi Pencegahan Kesehatan Hiroshima.